Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana sebesar Rp6 triliun dari lelang enam seri sukuk negara alias Surat Berharga Syariah Negara (SBS) pada hari ini dari penawaran masuk sebesar Rp24,32 triliun.
Lelang dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan keenam seri yang dilelang yakni SPNS17012024 (pembukaan baru), PBS036 (pembukaan kembali), PBS003 (pembukaan kembali), PBS037 (pembukaan kembali), PBS034 (pembukaan kembali), dan PBS033 (pembukaan kembali) melalui sistem lelang Bank Indonesia.
Penyerapan dana tertinggi berasal dari lelang seri PBS037 sebesar Rp1,75 triliun yang mendapatkan penawaran masuk senilai Rp5,63 triliun. Imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada lelang seri ini sebesar 6,41745 persen.
Kemudian, penyerapan dana tertinggi berasal dari lelang seri PBS034 dan PBS033 senilai masing-masing Rp1,65 triliun dari penawaran masuk Rp3,46 triliun dan Rp2,25 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada lelang kedua seri ini masing-masing sebesar 6,46977 persen dan 6,67532 persen.
Dari seri PBS036, pemerintah meraup dana Rp750 miliar yang berasal dari penawaran masuk Rp9,75 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 5,8359 persen.
Selanjutnya, diraup dana sebesar Rp200 miliar dari lelang PBS003 yang mendapatkan penawaran masuk Rp1,22 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 5,67471 persen.
Kendati demikian dari lelang seri SPNS17012024 yang mendapatkan penawaran masuk Rp2 triliun, pemerintah memutuskan untuk tidak memenangkan penawaran.
Baca juga: Kemenkeu terbitkan SBSN lewat "private placement" PPS Rp110,13 miliar
Baca juga: Surat Berharga Syariah Negara SR018 dapat dibeli hingga 29 Maret 2023
Baca juga: Kemenkeu paparkan pemanfaatan sukuk negara, biayai 4.247 proyek
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023