Jakarta (ANTARA News) - Osteoporosis sering disebut sebagai ‘silent disease’ karena pengeroposan tulang ini berlangsung tanpa ada tanda-tanda. Biasanya penderita osteoporosis menyadari keberadaan penyakitnya setelah kondisinya cukup parah.
Ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih beresiko terkena osteoporosis dibanding orang yang lainnya. Namun, kata Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB Made Astawa, faktor kekurangan kalsium dan fosfor memang menjadi titik sentral utama penyebab terjadinya kerapuhan tulang.
Jika pada masa pertumbuhan tulang, tubuh kekurangan kalsium dan fosfor, maka puncak pembentukan massa tulang maksimal tidak akan tercapai.
Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa konsumsi kalsium yang tinggi tanpa dibarengi dengan konsumsi fosfor dalam jumlah yang sama, akan berdampak kurang efisien bagi tubuh. Angka kecukupan kalsium yang dianjurkan untuk orang dewasa normal adalah 800 mg/hari, sedangkan untuk fosfor adalah 600 mg/hari.
Minuman bersoda
Saat ini beberapa kalangan menilai penggunaan asam fosfat pada minuman bersoda sebagai penyebab osteoporosis, karena hal tersebut diduga akan mengubah rasio kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
Pendapat bahwa konsumsi minuman ringan sebagai penyebab utama tingginya asupan fosfor tidaklah benar, karena fosfor juga banyak terdapat pada bahan-bahan pangan lainnya. Konsumsi satu kaleng coca cola (240 ml) akan menyumbangkan 41 mg fosfor, sedangkan konsumsi jus jeruk dan susu dengan volume yang sama (240 ml), masing-masing menyumbangkan 27 mg dan 228 mg fosfor.
Tubuh kita sebenarnya memerlukan asam fosfat sebagai sumber mineral fosfor. Minuman karbonasi justru merupakan sumber fosfor yang baik. Yang perlu dilakukan adalah memperhatikan pola konsumsi bahan pangan agar keseimbangan kalsium dan fosfor tetap seimbang.
Selain itu beberapa kalangan ada yang menuding bahwa kandungan kafein pada minuman bersoda juga dapat menyebabkan osteoporosis, karena kafein akan meningkatkan pembuangan kalsium melalui urin. Kafein tidak hanya terdapat pada minuman bersoda, tetapi juga pada minuman lainnya.
Kadar kafein per 240 ml untuk berbagai jenis minuman adalah: coca cola 23 mg, kopi 65 – 120 mg, energy drinks 70 – 85 mg, teh 20 – 90 mg, coklat 5 – 35 mg dan susu coklat 1 – 15 mg. Konsumsi 300 mg kafein per orang per hari masih digolongkan sebagai konsumsi tingkat sedang, yang bisa dipenuhi dari 2 - 3 cangkir kopi atau 5 – 6 kaleng minuman ringan.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian diketahui bahwa kafein hanya memiliki efek diuretik jangka pendek, khususnya pada orang yang tidak terbiasa mengonsumsi kafein. Jika telah terbiasa mengonsumsi minuman berkafein (apa pun sumbernya), maka efek diuretik tersebut akan hilang..
Upaya Pencegahan
Mengingat demikian besar dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh osteoporosis, maka perlu upaya-upaya untuk mencegahnya. Menurut Made Astawa beberapa upaya ampuh untuk mencegah osteoporosis adalah:
1. Konsumsi kalsium yang cukup
Dua gelas susu sehari, sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan kalsium. Dari dua gelas susu (500 ml) akan diperoleh 1.250 mg kalsium. Sumber kalsium lainnya adalah ikan (terutama yang dimakan beserta tulangnya), daging, unggas, telur, sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan
2. Berhati-hatilah menggunakan obat
Beberapa jenis obat ternyata dapat mengganggu kinerja tulang.
3. Batasi penggunaan garam
Garam dapur (NaCl) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (Cl). Konsumsi natrium (sodium) yang berlebih, baik yang berasal dari garam dapur maupun monosodium glutamat (MSG) dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.
4. Cukupi konsumsi vitamin D
Vitamin D diketahui mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara meningkatkan penyerapan kalsium dari sistem pencernaan, serta mengurangi pembuangannya dari ginjal.
5. Aktif berolah raga
Penurunan aktivitas fisik pada usia lanjut dapat menurunkan massa tulang. Oleh karena itu olah raga aktif secara rutin merupakan bentuk antisipasi terhadap penurunan massa tulang.
6. Bantu dengan obat
Dalam dunia kedokteran mulai banyak dikembangkan berbagai obat pencegah osteoporosis. Jenis obat tersebut di antaranya adalah estrogen, kalsitonin, biophosphonat, dan testosteron. (ADV)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013