... pemerintahan Beijing menindas agama mereka dan mengikis budaya Tibet... "Beijing (ANTARA News) - Seorang wanita Tibet membakar diri hingga tewas di Beijing, menambah daftar warga Tibet yang protes kepada Beijing menjadi 110 orang sejak 1999. Akibat bakar diri perempuan itu, sang suami ditahan polisi di Beijing, Selasa.
Sejak 1999, sudah 110 warga Tibet meregang nyawa setelah membakar diri sebagai bentuk protes pendudukan China di Tibet. China menganeksasi sepihak Tibet menyusul Revolusi Kebudayaan pada dasawarsa '50-an. China juga menutup akses informasi bagi warga Tibet dan warga dunia.
Bagi Beijing, isu Tibet --sebagaimana Falun Gong dan integrasi Taiwan-- adalah hal yang tabu untuk dibahas secara terbuka oleh warganya. Negara-negara yang bersimpati terhadap ketiga masalah ini, akan ditempatkan China dalam konteks tertentu yang bisa berujung pada gangguan hubungan bilateralnya dengan China.
Kunchok Wangmo, wanita Tibet usia awal 30-an itu, membakar dirinya di provinsi bagian barat daya, Sichuan, Prefektur Aba, kata kelompok Kampanye Internasional untuk Tibet (ICT), yang berbasis di Amerika Serikat dan organisasi Free Tibet, yang berbasis di Inggris.
Free Tibet dan Radio Free Asia, berbasis di Amerika Serikat, menambahkan, pihak berwenang China telah mengkremasi jenazahnya dan menyerahkan abunya kepada keluarga. Sang suami, Dolma Kyab, menolak desakan otoritas China agar menyatakan alasan kematian Kunchok karena masalah keluarga. Dolma kontan ditahan.
Insiden itu terjadi pada 13 Maret lalu, namun baru dilaporkan pekan ini.
Banyak orang Tibet di China menuduh pemerintahan Beijing menindas agama mereka dan mengikis budaya Tibet. Apalagi etnis mayoritas China, Han, banyak bermigrasi ke Tibet.
Ketegangan berubah menjadi aksi protes berujung kekerasan pada Maret 2008 di ibukota Tibet, Lhasa, yang kemudian menyebar ke daerah tetangga.
Beijing menolak kritik atas kekuasaannya dan mengatakan Tibet menikmati kebebasan beragama. Beijing juga berpropaganda bahwa investasi berkelanjutan ke kawasan itu besar dan telah membawa modernisasi serta peningkatan standar hidup yang lebih baik di Tibet.
(G003/C003)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013