Tubuh mampu mengompensasi proses penuaan hingga usia awal 20-an.

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kulit dan kelamin yang berfokus di bidang kecantikan dr. Dikky Prawiratama, M.Sc., Sp.KK menyarankan untuk melakukan perawatan anti-aging (antipenuaan) saat seseorang memasuki usia awal 30-an.

"Biasanya kalau memang untuk target anti-aging, akan saya sarankan itu pada awal 30-an sudah mulai diaplikasikan. Jadi, biar lebih bertahan lama saja," kata dokter lulusan Universitas Gadjah Mada itu saat dijumpai media di Jakarta, Senin (17/7) malam.

Dikky menjelaskan pada dasarnya manusia dalam setiap tahapan usia akan selalu mengalami proses penuaan. Akan tetapi, tubuh mampu mengompensasi proses penuaan hingga usia awal 20-an.

Setelah usia 30-an, biasanya permasalahan-permasalahan kulit mulai banyak bermunculan seperti kulit kendur, kulit berkerut, masalah pigmentasi kulit, dan sebagainya.

"Di sini maksudnya adalah sampai kapan tubuh itu mampu mengompensasi. Kompensasi ini biasanya terjadi itu sampai umur 20-an awal (kondisi kulit) masih oke. Usia 20-an awal, pesta sepanjang hari, besok kulitnya masih oke. Sekarang usia segini (30-an), begadang sedikit besoknya jerawatan," kata Dikky.

Baca juga: Rekomendasi serum anti aging untuk wajah lebih awet muda

Dalam merawat kesehatan dan kecantikan kulit wajah, Dikky selalu menekankan pentingnya penerapan tiga pilar antara lain melakukan pembersihan, menggunakan pelembab, dan melindungi kulit dengan tabir surya. Pembersihan wajah dapat menggunakan produk dalam berbagai jenis sediaan seperti cleansing balm hingga facial wash.

Dikky menyarankan menggunakan pelembap yang mengandung ceramide.

Akan tetapi, rangkaian perawatan kulit paling dasar (basic skincare) tersebut tidak akan efektif apabila kulit kekurangan nutrisi, apalagi jika seseorang hanya mengonsumsi makanan dengan gizi yang tidak seimbang.

Oleh sebab itu, di samping tiga pilar perawatan kulit mendasar, Dikky menyarankan untuk melakukan perawatan tambahan lain salah satunya dengan memberi "makanan" secara langsung pada kulit melalui tindakan injeksi mesoterapi.

"Selain tiga pilar ini, kalau dirasa kita ada pigmentasi (misalnya), mungkin kita harus memilih bahan-bahan dengan kandungan untuk pencerah misalnya bisa glutation, vitamin C atau asam askorbat, asam traneksamat, kan mulai banyak banget di skincare (dalam sediaan oles). Atau kalau mau lebih instan, bisa dilakukan dengan terapi mesoterapi," kata Dikky.

Baca juga: Ini faktor eksternal penyebab kulit wajah kendur

Mesoterapi merupakan teknik perawatan minimal invasif dengan menyuntikkan bahan kimia aktif pada kulit. Dikky menjelaskan bahwa teknik ini sudah dikembangkan sejak lebih dari 60 tahun lalu oleh dermatolog asal Prancis.

Menurut Dikky, mesoterapi dapat menjadi solusi bagi pasien yang merasa bahwa penggunaan produk perawatan kulit dalam sediaan oles sudah tidak lagi maksimal dan efektif.

Dikky mengatakan mesoterapi pada prinsipnya perawatan kulit yang dilakukan sesuai dengan target pada lokasi tertentu, tidak hanya bisa ditujukan untuk area wajah saja, melainkan juga area tubuh lainnya. Tindakan mesoterapi tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh pasien dan hanya dapat dilakukan oleh dokter estetik dengan memperhatikan permasalahan dan kebutuhan kulit pasien serta bahan aktif kimia yang akan digunakan.

"Kapan perlunya (untuk melakukan mesoterapi) itu tergantung satu dari kapan kita merasakan membutuhkan lebih dari perawatan kulit oles. Dan pastikan konsultasi dulu dengan dokternya," kata Dikky.

Baca juga: Dokter: Penting jaga kebersihan kulit selama perawatan mesoterapi

Baca juga: Produk perawatan kulit makin berkembang, ini saran dokter

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023