Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS menguat 15 sen menjadi diperdagangkan pada 74,30 dolar per barel

Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik tipis di awal perdagangan Asia pada Selasa pagi, setelah tenggelam di sesi sebelumnya karena pertumbuhan ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan, sementara investor mengamati kemungkinan pengetatan pasokan minyak mentah AS.

Minyak mentah berjangka Brent terdongkrak 11 sen menjadi diperdagangkan di 78,61 dolar AS per barel pada pukul 00.17 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS menguat 15 sen menjadi diperdagangkan pada 74,30 dolar AS per barel.

Kedua kontrak turun lebih dari 1,5 persen pada Senin (17/7/2023).

Investor menunggu data industri pada Selasa yang diperkirakan menunjukkan stok minyak mentah AS dan persediaan produk kemungkinan turun minggu lalu.

Sementara itu, dikutip dari Reuters, produksi minyak serpih AS diproyeksikan turun menjadi hampir 9,40 juta barel per hari (bph) pada Agustus, yang akan menjadi penurunan bulanan pertama sejak Desember 2022, data dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan pada Senin (17/7/2023).

Namun, pasokan global dapat melihat dorongan dari dimulainya kembali produksi di dua dari tiga ladang minyak Libya yang ditutup minggu lalu. Produksi telah dihentikan oleh protes terhadap penculikan mantan menteri keuangan.

Kekhawatiran tentang ekonomi China membatasi harga. Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu tumbuh 6,3 persen secara tahun-ke-tahun pada kuartal kedua, dibandingkan dengan perkiraan para analis sebesar 7,3 persen, karena pemulihan pasca-pandemi kehilangan momentum.

Baca juga: Minyak jatuh karena kekhawatiran permintaan setelah data China lemah
Baca juga: Minyak turun di Asia setelah PDB China lebih lemah dari perkiraan
Baca juga: Minyak tergelincir setelah Libya lanjutkan produksi, fokus data China

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023