Vilnius (ANTARA) - Negara-negara Baltik berencana untuk memutus ketergantungan mereka pada pasokan listrik Rusia pada awal 2025, kata Perdana Menteri Estonia kepada Reuters.
Tiga dekade setelah berpisah dari negara bekas Uni Soviet dan 19 tahun sejak bergabung dengan Uni Eropa, negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lithuania masih bergantung pada Rusia untuk memastikan sistem listrik yang stabil.
Lithuania telah mengusulkan untuk tidak lagi memakai pasokan listrik Rusia pada awal 2024, dengan mengatakan bahwa Rusia adalah agresor dan tidak dapat diandalkan.
Namun, usulan itu tidak diterima oleh Estonia, yang akan menanggung beban biaya yang lebih besar akibat keputusan tersebut, kata Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas kepada Reuters.
"Saya mengerti bahwa Lithuania ingin lebih cepat (memutus listrik dari Rusia), tetapi pertanyaannya adalah ... Estonia akan membayar harga paling tinggi untuk ini dalam hal (biaya), tetapi juga dalam hal risiko pemadaman listrik," kata Kallas di sela-sela KTT NATO di Vilnius pekan lalu.
"Sebagai kompromi, kami sepakat untuk mempercepat tenggat waktu satu tahun menjadi awal tahun 2025," kata Kallas.
Operator jaringan listrik Lithuania, Litgrid, mengatakan akan terus melobi Estonia dan Latvia untuk bergerak lebih cepat.
Namun, mereka akan tetap mengikuti kesepakatan jadwal yang telah ditetapkan Estonia, karena ketiga negara Baltik itu harus bergerak bersama dalam memutuskan ketergantungan listrik dari Rusia.
"Kami bergantung pada Estonia, jadi jika mereka tidak berubah pikiran, (pemutusan listrik dari Rusia) akan terjadi sesuai dengan jadwal mereka (pada awal 2025)," kata kepala operator jaringan listrik Litgrid, Rokas Masiulis, saat memberikan komentarnya kepada radio Lithuania, Senin.
"Kami melihat apa yang terjadi di Ukraina, di mana orang-orang terbunuh dan bom terus berjatuhan. Saya kira itu bukan pilihan yang tepat untuk tetap bekerja sama dengan agresor (Rusia) hanya karena demi menghemat beberapa sen," kata Masiulis kepada wartawan pada Senin.
Di bawah kesepakatan yang ditandatangani pada 2018, para pemimpin di negara-negara Baltik --dengan dukungan dari Polandia dan Komisi Eropa serta pendanaan Eropa sebesar 1,6 miliar euro (Rp27 triliun)-- sepakat untuk meningkatkan infrastruktur mereka dan memutuskan sambungan listrik dari Rusia pada 2025.
Pemutusan tersebut akan diumumkan melalui permohonan formal kepada operator jaringan listrik gabungan negara-negara Baltik, Rusia dan Belarus pada Agustus 2024, kata Kallas.
Sumber: Reuters
Baca juga: Negara-negara Baltik kompak usir diplomat Rusia
Baca juga: Moskow minta otoritas negara Baltik lindungi kedubes Rusia
Baca juga: Khawatir ada perang, Lithuania minta AS bantu keamanan Baltik
Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023