Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi IV DPR M Jafar Hafsah, dalam siaran persnya Senin, mengusulkan empat langkah jangka pendek guna mengatasi lonjakan kenaikan harga bawang merah dan bawang putih.
Pertama, kata Jafar, keran impor dikontrol ketat dengan memperhitungkan waktu panen bawang merah sehingga tidak merugikan petani.
Kedua, mengintensifkan operasi untuk mencegah dan memberantas aksi penimbunan oleh spekulan dan importir nakal.
"Temuan terhadap timbunan bawang merah dan bawang putih agar segera dimasukkan ke pasar," katanya.
Ketiga, kata Jafar, menghukum tegas spekulan dan importir nakal dengan menggunakan UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan.
"Seseorang dengan sengaja melakukan penimbunan dan menyebabkan harga pangan tinggi dan merugikan masyarakat dapat diberikan sanksi administrasi, denda dan pidana. Tindakan tegas ini penting untuk memberikan efek jera," katanya.
Keempat, karena bawang putih adalah komoditi yang 90-95 persen tergantung impor, maka tata niaganya segera diatur.
Ketua Fraksi Partai Demokrat itu juga mengusulkan lima solusi jangka panjang untuk mengatasi kelangkaan.
Pertama, sinkronisasi dan "up date" data produksi dan data konsumsi bawang putih dan bawang merah untuk merumuskan kebijakan produksi yang tepat.
Kedua, menerapkan teknologi penanganan pascapanen terutama teknologi penyimpanan dingin untuk menyerap hasil panen petani saat produksi berlebih yang dapat digunakan sebagai penyangga.
Ketiga, meningkatkan peran Bulog dalam menjaga ketersediaan pangan. termasuk bawang merah dan bawang putih.
Keempat, memastikan ketersediaan lahan yang memadai untuk produksi bawang merah nasional.
"Dengan produktifitas 10 ton per hektar bawang merah, maka ketersediaan lahan 150.000 hektar hasil produksinya akan memenuhi kebutuhan nasional," kata dia, yakin.
Kelima, mengadakan riset dan pengembangan teknologi untuk menghasilkan varietas bawang putih yang tumbuh optimal di Indonesia.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013