Johannesburg (ANTARA News) - Mantan istri Nelson Mandela, Winnie, merasa terkejut ketika mengetahui jaksa Afrika Selatan mungkin menyelidikinya terkait kematian dua pemuda anti-apartheid, yang hilang hampir 25 tahun lalu, kata salah satu pengacaranya pada Minggu.
Pada pekan lalu, kerangka dari yang diyakini Corlett "Lolo" Sono (21 tahun) dan Siboniso Anthony Shabalala (19 tahun) digali di pemakaman Soweto, lapor AFP.
Mereka, yang bertugas sebagai kurir bagi sayap militer anti-apartheid dari Kongres Nasional Afrika, terakhir terlihat hidup di rumah Winnie Madikizela-Mandela pada tahun 1988.
Sisa-sisa jenazah itu ditemukan dengan sejumlah luka tusukan dan telah dimakamkan sebagai orang tak dikenal di kalangan orang miskin.
Polisi masih menunggu hasil tes forensik dan DNA yang akan dilakukan pada kerangka tersebut, tetapi jika identitas mereka dapat dikonfirmasi maka menurut jaksa mereka akan mempertimbangkan untuk mengajukan tuntutan terhadap Madikizela-Mandela.
Dalam sebuah pernyataan tertanggal 16 Maret yang dikirim ke AFP, Minggu, pengacaranya Pops Mageza mengatakan kliennya ingin "mengekspresikan keterkejutannya ... dan bahwa ada proses yang sedang berlangsung yang akan mengarah pada penuntutan atas kematian "Sono dan Shabalala."
"Untuk pengetahuannya, ini adalah hal-hal yang telah ditangani dengan komprehensif," tulis pengacaranya.
Hilangnya dua aktivis itu `terkait dengan Madikizela-Mandela selama masa pembentukan Komisi Rekonsiliasi dan Kebenaran negara itu yang dibentuk setelah demokrasi pada 1994 untuk mengatasi kekejaman apartheid.
Laporan akhir organisasi itu menyimpulkan bahwa dia "harus menerima tanggung jawab atas hilangnya" mereka yang terakhir terlihat hidup di rumahnya.
Madikizela-Mandela, yang suaminya dipenjara pada saat itu, membantah terlibat dalam pembunuhan itu.
Tapi ayah Sono mengatakan kepada sidang komisi bahwa terakhir kali ia melihat anaknya bersama Madikizela-Mandela. Ia mengatakan anaknya telah dituduh memata-matai.
Selama tahun 1980-an, Madikizela-Mandela dikelilingi oleh sekelompok pengawal yang kejam yang dikenal sebagai Mandela United Football Club.
Dia dinyatakan bersalah pada tahun 1991 atas tuduhan penculikan dan penyerangan terkait pembunuhan seorang aktivis muda tiga tahun sebelumnya. Hukuman penjara itu diturunkan menjadi denda. (G003/B002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013