dirancang sedemikian rupa agar anak-anak lebih nyaman ketika belajar
Jakarta (ANTARA) - Pengamat pendidikan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof. Dr. Budi Santoso mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka bisa mengajak guru lebih kreatif untuk mengangkat kearifan lokal dalam pembelajaran.
“Dengan relaksasi ini, guru bisa lebih kreatif, mereka bisa mengambil pembahasan dari kearifan lokal, mungkin juga kerja sama dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada untuk belajar kewirausahaan,” kata Budi dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Budi menuturkan, Kurikulum Merdeka dapat memberi keleluasaan dan relaksasi mata pelajaran, sehingga materi pembelajaran di sekolah dapat disesuaikan untuk merangsang kreativitas siswa.
“Sekolah harus memahami apa yang dibutuhkan di daerahnya saat ini dan mendatang dalam menyusun Kurikulum Merdeka ini. Saya pernah bertemu dengan siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta, mereka senang karena dapat mengembangkan kreativitasnya,” ucap dia.
Baca juga: Nadiem ajak masyarakat berbagi praktik baik soal Kurikulum Merdeka
Baca juga: Dikbud: Sekolah Penggerak di Rejang Lebong pelopor Kurikulum Merdeka
Kepala SD Kemala Bhayangkari 01 Balikpapan, Kalimantan Timur, Baharudin mengatakan, Kurikulum Merdeka berbeda dengan kurikulum 2013 karena sudah relevan dengan perkembangan zaman.
“Berkat implementasi Kurikulum Merdeka, anak menjadi senang, guru menjadi tenang, dan orang tua pun bahagia sesuai dengan motto sekolah. Anak-anak senang karena mereka dilibatkan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap asesmen yang dulu tidak seperti itu,” kata Baharudin.
Menurutnya, Kurikulum Merdeka memberikan ruang kolaborasi yang luas bagi pendidik dan peserta didik untuk merancang pembelajaran, mulai dari perencanaan hingga hasil yang ingin dicapai bersama.
Ia melanjutkan, inti dari implementasi Kurikulum Merdeka adalah agar pembelajaran dapat disesuaikan dengan tingkat kompetensi peserta didik di setiap kelasnya.
Baca juga: Kemendikbudristek sosialisasikan kurikulum Merdeka Belajar di Depok
Baca juga: Nadiem: Kurikulum Merdeka fokus pendalaman kompetensi anak didik
Dampak positif dari implementasi Kurikulum Merdeka dirasakan oleh Kepala SDN Mampang Prapatan 02 Pagi, Jakarta Selatan, Yeyet Husnawati.
“Sebelum menggunakan Kurikulum Merdeka, para guru lebih mengejar penyelesaian materi dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, kini, waktu penuntasan pembelajaran lebih panjang, sehingga guru bisa eksplorasi dan siswa lebih bisa mendalami pembelajaran secara lebih bermakna,” kata Yeyet.
Menurutnya, keunggulan lain dari Kurikulum Merdeka adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Melalui program tersebut, satuan pendidikan dan guru bisa menanamkan karakter yang baik bagi peserta didik secara berkelanjutan.
“Pada kurikulum sebelumnya, penanaman karakter hanya kita lakukan melalui pembiasaan saja, tetapi saya lihat anak-anak sangat menyukai kegiatan ini karena pembelajaran bisa di dalam maupun luar kelas,” ucap dia.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menutup pendaftaran implementasi Kurikulum Merdeka untuk tahun ajaran 2023-2024.
Baca juga: BPMP Banten: Kurikulum Merdeka ciptakan pembelajaran menyenangkan
Baca juga: Sekda: 62 satuan pendidikan di Kota Tangerang jadi Sekolah Penggerak
Baca juga: 100 persen SD dan SMP di Lebak Banten terapkan Kurikulum Merdeka
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023