Belajar dari kekalahan yang menyakitkan itu, dia menahan rasa gugupnya dengan luar biasa kali ini.
"Saya pemain yang sangat berbeda sejak French Open. Saya banyak berkembang. Saya mengambil pelajaran dari pertandingan itu. Saya menyiapkan mental sedikit berbeda," kata Alcaraz.
"Saya menangani rasa gugup dengan lebih baik daripada yang saya lakukan di French Open. Saya berjuang sampai bola terakhir. Itu adalah pertandingan yang panjang. Bagian mental memungkinkan saya bertahan di sana selama lima set."
"Jika saya kalah di set kedua mungkin saya tidak bisa mendapatkan trofi, saya mungkin akan kalah dalam straight set. Itu memberi saya banyak motivasi."
Rasa frustrasi Djokovic terhadap lawannya Alcaraz memuncak ketika ia membenturkan raketnya ke tiang net setelah servisnya dipatahkan pada set terakhir.
Baca juga: Alcaraz beri peringatan ke Djokovic dengan kalahkan petenis veteran
Namun, petenis Serbia itu tidak mengeluh tentang kekalahan tersebut dan bahkan menyebut Alcaraz sebagai kombinasi dari dirinya, Federer dan Nadal.
Saat ditanya tentang komentar Djokovic yang penuh pujian itu, Alcaraz sama sekali tidak menyangka.
"Gila, Novak mengatakan itu. Tapi saya menganggap diri saya pemain yang sangat lengkap," ujar Alcaraz.
"Saya memiliki pukulan, kekuatan fisik, kekuatan mental."
"Mungkin dia benar. Tapi saya tidak ingin memikirkannya. Sebut saja saya adalah Carlos Alcaraz sepenuhnya."
Baca juga: Federer puji Djokovic tetapi enggan komentar soal predikat GOAT
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023