Petenis Spanyol Carlos Alcaraz. REUTERS/Dylan MartinezREUTERS/DYLAN MARTINEZ (REUTERS/DYLAN MARTINEZ)

Alcaraz, yang memenangi gelar Grand Slam perdananya di US Open tahun lalu, menggantikan petenis Serbia itu di peringkat teratas dunia dan kemenangannya di Wimbledon dapat mempercepat munculnya generasi baru untuk menggantikan "Big Three."

"Mengalahkan Novak, memenangi Wimbledon adalah sesuatu yang saya impikan sejak saya mulai bermain tenis," kata Alcaraz.

Djokovic mengincar gelar Wimbledon kedelapan yang menyamai rekor Federer, dan juga berharap dapat menyamai rekor sepanjang masa Margaret Court dengan 24 gelar Grand Slam.

Sebaliknya, petenis berusia 36 tahun itu terpaksa meninggalkan Wimbledon tanpa sejarah baru setelah dikalahkan Alcaraz yang tak kenal lelah.

Alcaraz mengatakan kemenangannya di All England Club dapat memberikan motivasi untuk lebih sukses ketika mereka bertemu lagi.

"Mungkin sebelum hari ini saya tidak berpikir saya siap untuk mengalahkan Djokovic dalam lima set dalam pertandingan epik seperti ini, untuk tetap bagus secara fisik dan mental melawan legenda seperti Djokovic," ujar Alcaraz.

"Saya akan mengingat momen ini di Grand Slam lainnya dan berpikir saya siap bermain lima set melawan dia. Itu mungkin sedikit mengubah pikiran saya."

Sebelumnya, pertemuan Alcaraz dengan Djokovic berakhir kekalahan di semifinal French Open pada Juni, ketika petenis Spanyol itu terjatuh setelah mengalami kram karena stres.

Baca juga: Djokovic kalahkan Alcaraz yang kram untuk capai final French Open
Baca juga: Alcaraz akui tingginya tensi pertandingan lawan Djokovic membuat kram

Selanjutnya: Belajar dari kekalahan

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023