Jakarta (ANTARA News) - Sekolah-sekolah di DKI Jakarta yang memiliki hasil kelulusan nol persen pada Ujian Nasional (UN) diminta bergabung atau melakukan merger, agar bisa meningkatkan mutu pendidikannya, sehingga mampu lolos pada ujian nasional tahun ajaran mendatang.
Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta, Margani M Mustar, di Jakarta, Rabu mengatakan penggabungan sekolah itu hanya merupakan salah satu alternatif. Namun, pihaknya, akan meneliti lebih lanjut penyebab kelulusan nol persen itu.
"Mungkin gurunya, manajemennya, atau apa penyebab, sehingga kita bisa mencari solusi yang terbaik. Kalau tidak maka kita sarankan untuk merger. Sebab, sekolah memiliki otonomi untuk menentukan langkahnya," ujar Margani.
Sekolah yang memiliki hasil UN nol persen itu terdiri atas enam SMA swasta dan satu SMK swasta yang letaknya tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Margani belum mau menyebutkan nama-nama sekolah tersebut, karena dianggap kurang menguntungkan bagi kemajuan sekolah itu.
"Siswanya, yang ikut ujian itu berkisar tujuh siswa sampai 13 siswa dari ketujuh sekolah tersebut. Jadi, kalau tidak lulus artinya hasilnya menjadi nol persen angka kelulusan di sekolah itu," katanya.
Ia mengemukakan hanya satu sekolah dari tujuh sekolah itu yang pada UN sebelumnya juga nol persen. Namun demikian, jumlah sekolah swasta yang pencapaian nol persen ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan data tahun lalu sebanyak 25 sekolah swasta yang hasil ujiannya nol persen. Setiap sekolah umumnya mengirimkan 10-15 siswanya. Tahun 2006 ini hanya satu sekolah yang selama dua tahun berturut-turut mencapai nol persen kelulusan di UN.
Ia mengatakan dari 121.972 siswa SMA dan SMK se-DKI Jakarta yang mengikuti Ujian Nasional UN 6.906 siswa dinyatakan tidak lulus. Sebagian siswa yang tidak lulus itu berasal dari enam SMA dan satu SMK yang tingkat kelulusannya nol persen.Dari seluruh siswa yang tidak lulus tersebut sebanyak 3.675 adalah siswa SMA dan 3.231 siswa SMK.
Margani mengatakan, secara keseluruhan jumlah itu mengalami peningkatan dibanding tahun ajaran 2004/2005. Siswa yang tidak lulus dapat mengikuti ujian susulan yang akan diselenggarakan Depdiknas melalui program kejar paket C sekitar Oktober- November nanti.
Tingkat kesulitan siswa tahun ajaran 2005/2006 adalah bidang studi matematika. Karena itu akan dilakukan evaluasi baik kepada guru maupun siswanya, katanya.
Secara keseluruhan, tambahnya di Jakarta terdapat 6.906 siswa, atau 5,8 persen dari 118.741 SMA dan SMK tidak lulus UN pada tahun ini. Tingkat kelulusannya 85 persen. Kelulusan UN ini dumumkan Senin (19/6). Siswa yang ikut UN dari 116 SMA negeri, dan 380 SMA swasta 380 sekolah, 60 SMK negeri dan 516 SMK swasta.
Margani menjelaskan, dari 62.179 siswa SMA yang mengikuti ujian, di antaranya 58.504 atau 94,09 persen dinyatakan lulus. Sedangkan 3.675 siswa atau 5,91 persen tidak lulus ujian. Sementara dari 56.562 siswa SMK yang mengikuti ujian, sebanyak 53.331 atau 94,29 persen dinyatakan lulus dan 3.231 atau 5,71 persen tidak lulus. Nilai rata-rata untuk SMA 7,58 dan SMK 6,96. (*)
Copyright © ANTARA 2006