Jokowi memang tidak harus memikirkan apalagi mendesain agar dirinya jadi capres 2014."
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Jeffrie Geovanie mengatakan Joko Widodo tidak pernah menyatakan kesiapannya untuk maju di Pemilihan Presiden 2014, terbukti di saat publik mengelu-elukannya menjadi calon presiden terkuat, Jokowi memberikan jawaban akan fokus memenuhi janji-janjinya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Board of Advisor, Center for Strategic and International Studies (CSIS) dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, menilai jawaban-jawaban Jokowi bahwa dia tidak memikirkan capres 2014 dan hanya memikirkan tanggung jawabnya untuk membenahi kota Jakarta adalah pilihan jawaban yang tepat dan benar.
"Jokowi memang tidak harus memikirkan apalagi mendesain agar dirinya jadi capres 2014," kata Jeffrie itu saat diminta tanggapan atas hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dirilis di Jakarta, Minggu (17/3).
LSI tidak memasukkan nama Jokowi sebagai figur capres karena belum pernah menyatakan kesiapan untuk maju di Pemilihan Presiden 2014, karena partainya, PDI Perjuangan, belum pernah memberikan dukungan.
Menurut Jeffrie, meski Jokowi terus menolak dan belum ada dukungan dari PDIP, jutaan orang Indonesia yang akan memaksanya nantinya untuk bersedia menjadi capres 2014 dan itu akan disampaikan oleh rakyat Indonesia paling lambat November 2013. Bagi PDIP, ini merupakan kesempatan emas untuk kembali memenangkan Pemilu legislatif bila sebelum Desember 2013 berani menetapkan Jokowi sebagai capres.
Sementara itu, peneliti Maarif Institute Endang Tirtana menaruh curiga kenapa LSI tak memasukkan nama Jokowi sebagai salah satu capres. "Dengan tidak memasukkan nama Jokowi sebagai capres, menunjukkan ada 'ketakutan dan kegamangan' elit ditingkat nasional. Dan ini mempertegas betapa kuatnya Jokowi sebagai figur capres," ujarnya.
Padahal, merujuk pada hasil survei sejumlah lembaga sebelum LSI itu, menurut Endang, nama Jokowi sudah menguat. Menguatnya nama Jokowi itu adalah fenomena politik yang luar biasa, mengingat mantan Walikota Solo itu sosok baru dalam panggung politik nasional.
"Akan tetapi variabel rentang waktu tidak menjadi masalah bagi Jokowi untuk dapat mengartikulasikan ide-ide perubahannya dan juga tidak kikuk dengan para elit politik nasional," katanya.
Endang menambhakan, dengan kemampuannya melakukan penyesuaian baik itu mendekatkan diri dengan masyarakat menengah ke bawah di Jakarta, pun juga dengan kalangan menengah ke atas, Jokowi mampu menaklukkan ibukota.
Tidak hanya itu, Jokowi juga diakui prestasinya sebagai pemenang ketiga penghargaan walikota terbaik tingkat dunia yang diselenggarakan oleh City Mayor Foundation. "Hal ini sudah bisa menjadi bukti bahwa belum berstatus Presiden saja Jokowi sudah mampu mendapatkan perhatian pihak internasional," demikian Endang Tirtana.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013