Definisi parpol nasionalis yaitu parpol yang asasnya Pancasila dan berbasiskan massa nasionalis, sedangkan parpol Islam yaitu yang asasnya Islam atau partai yang berbasiskan massa Islam,"
Jakarta (ANTARA News) - Survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan ada empat kandidat calon presiden (capres) terkuat 2014 yang semuanya dari nasionalis, yaitu Megawati Soekarnoputri, Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto dan Wiranto.
Peneliti LSI Adjie Alfaraby kepada pers di Jakarta, Minggu, mengatakan, empat kandidat capres terkuat dari kalangan nasionalis berdasar hasil riset LSI yang dilakukan pada 1-8 Maret 2013 di 33 provinsi dengan mengambil 1.200 responden.
Survei menggunakan metode multistage random sampling, estimasi kesalahan sekitar 2,9 persen. Survei itu menggunakan instrumen kuesioner dengan wawancara tatap muka, serta LSI juga melakukan pendalaman tentang topik penelitian yang berifat kualitatif melalui "in depth interview", Focus Group Discussion (FGD), dan analisis media nasional.
Adjie mengatakan, empat kandidat capres yang mendapatkan pilihan publik yaitu Megawati Soekarnoputri (20,7 persen), Aburizal Bakrie (20,3 persen), Prabowo Subianto (19,2 persen), dan Wiranto (8,2 persen).
"Definisi parpol nasionalis yaitu parpol yang asasnya Pancasila dan berbasiskan massa nasionalis, sedangkan parpol Islam yaitu yang asasnya Islam atau partai yang berbasiskan massa Islam," katanya.
Ketum PAN Hatta Rajasa hanya memperoleh dukungan responden (6,4 persen), Ketum PPP Suryadharma Ali (1,9 persen), Presiden PKS Anis Matta (1,1 persen), dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (1,6 persen). Sedangkan Surya Paloh, Ketua umum partai baru Nasdem (2,1 persen).
Adjie mengatakan, untuk posisi empat kandidat cawapres terkuat, hanya terdapat satu tokoh dari Partai Islam. Keempat tokoh tersebut adalah Joko Widodo (35,2 persen), Jusuf Kalla (21,2 persen), Hatta Rajasa (17,1 persen), dan Mahfud MD (15, 1 persen).
"Mahfud MD diklasifikasi sebagai tokoh non partai, walaupun pernah aktif sebagai anggota dan pengurus salah satu partai Islam," katanya.
Ketua Umum Partai Islam lainnya hanya di bawah 5 persen dukungan sebagai cawapres dari reponden, yaitu Suryadharma Ali (2,9 persen), Anis Matta (1,9 persen), dan Muhaimin Iskandar (2,2 persen).
Kurangnya pamor tokoh partai Islam juga pararel dengan perolehan suara partainya. Temuan survei LSI Maret 2013 juga menunjukan tak ada satupun Partai Islam di empat besar perolehan suara. Semua partai berbasiskan Islam yang dinyatakan lolos peserta pemilu oleh KPU yaitu PPP, PKB, PAN, dan PKS hanya memperoleh dukungan publik di bawah 5 persen.
"Empat besar parpol yang mendapat dukungan responden sesuai temuan LSI Maret 2013, yaitu Golkar (22,2 persen), PDIP (18,8 persen), Partai Demokrat (11,7 persen) dan Partai Gerindra (7,3 persen)," kata Adjie.
Menurut dia, LSI menemukan tiga faktor penyebab parpol Islam tidak mendapat dukungan publik, yaitu kurangnya "public expose" dari para tokoh partai Islam. Hanya di bawah 30 persen publik yang mengaku sering melihat iklan, pemberitaan kegiatan, dan aktivitas turun tangan tokoh partai Islam.
Kedua, pendanaan tokoh partai Islam dinilai kurang sehingga tidak maksimal dalam mendukung aktivitas sosialisasi dan kampanye. Ketiga, figur dari partai nasionalis juga dianggap mampu mengakomodasi kepentingan kelompok Islam.
"Sebesar 61,3 persen publik percaya bahwa para tokoh nasionalis juga mengakomodasi kepentingan kelompok Islam." ujar Adjie.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013