... dituntut mampu mempertahankan kehadirannya melalui produk furnitur dan dekorasi rumah unik dan fungsional dengan desain dan tampilan menarik... "
Jakarta (ANTARA News) - Berbagai produk unggulan meubel dan furnitur Tanah Air dihadirkan di gerai Kementerian Perdagangan pada pameran Pekan Kerajinan dan Furnitur Internasional Indonesia (International Furniture & Craft Fair Indonesia/IFFINA 2013), Pusat Pameran Internasional Jakarta, Kemayoran, pada 11-14 Maret 2013.
"IFFINA 2013 menjadi kolaborasi potensial serta peluang bisnis bagi para pelaku usaha. Juga untuk mempromosikan produk unggulannya di dalam maupun luar negeri," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami.
Kali ini direktorat jenderal di Kementerian Perdagangan bekerja sama BPEN mengangkat tema Perdagangan Bersama Indonesia yang Mengagumkan, mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman produk furnitur dan kerajinan tangan berbasis aneka material dari seluruh Indonesia. Keunggulan rancangan dan penyelesaian akhir menjadi hal penting untuk memberi nilai tambah signifikan pada produk-produk itu.
Hadir di Aula C1, gerai itu menampilkan 15 perusahaan, yaitu CV Mekar Sari (furnitur rotan), CV Putra Harapan Jaya Sentosa (furnitur rotan), CV Aksen (furnitur rotan), Shaniqua Masigold Bamboo (furnitur bambu), Bamboo Batavia Indonesia (furnitur bambu), Zapp Mebel Design (furnitur kayu & rotan), Anjana Furniture (furnitur kulit & kayu, seni dekorasi), dan Ma'ruf Batik (furnitur kayu kombinasi batik tulis).
Juga Lima Saudara Furniture (furnitur kayu), Artisan Vii (dekorasi rumah dan furniture dari kayu), Bintang Jati Furniture (gebyok ukir), Mandiri Cipta Adikarya (lampu hias dari rotan, bambu, kerang, serat gelas), Hapeart (placemate, table runner, charger plate, functional boxes), Bonggol Jagung Craft (pendukung tata cahaya dari bonggol Jagung); serta Mas Solo Craft (furnitur dalam ruang, dekorasi rumah).
Menurut panitia pelaksana, IFFINA 2013 dapat dihadiri sekitar 4.500 pembeli potensial dari 120 negara. 26 perusahaan asing dari Malaysia, Singapura, Thailand, Amerika Serikat, Perancis, China, dan Taiwan juga turut.
Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kementerian Perdagangan, Pradnyawati, berharap partisipasi pihaknya dalam pameran IFFINA 2013, menyatakan, "Pengusaha Indonesia dituntut mampu mempertahankan kehadirannya melalui produk furnitur dan dekorasi rumah unik dan fungsional dengan desain dan tampilan menarik."
Pada 2012, ekspor produk furnitur Indonesia mencapai 1,95 miliar dolar Amerika Serikat, setara 1,2 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia. Nilai ini meningkat 10,2 persen dibanding tahun sebelumnya yaitu 1,76 miliar dolar Amerika Serikat. Negara tujuan utama ekspor furnitur Indonesia adalah Amerika Serikat (meningkat 12,9 persen, dari 530,8 juta dolar Amerika Serikat pada 2011 menjadi 599,3 juta dolar Amerika Serikat pada 2012.
Hal sama juga terjadi pada ekspor Jepang dan negara Uni Eropa (Perancis, Belanda, Jerman, Inggris, dan Belgia, meningkat 12,6 persen dan 24 persen. Sementara, nilai ekspor produk kerajinan Indonesia meningkat 9,7 persen, dari 486,5 juta dolar Amerika Serikat pada 2011 menjadi 534,1 juta dolar Amerika Serikat pada 2012.
Di sisi lain, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, mengatakan, para eksportir produk kayu harus memiliki Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu. "Sertifikasi itu dibuat bukan hanya karena persyaratan global semata, namun lebih karena kita mencintai produk kita sendiri,” katanya saat membuka Seminar Bisnis pada pameran IFFINA 2013, beberapa hari lalu. (*)
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013