Informasi yang diperoleh di lokasi kejadian menyebutkan truk yang dikemudikan I Gusti Ketut Suantara ini hendak menyeberang muara sungai yang sedang dangkal.
"Namun mendadak ombak besar dari arah laut datang menghantam truk, sehingga mesinnya mati," kata Gusti Made Arya, salah seorang saksi.
Karena mesin mati, truk tertahan di tengah muara, sehingga arus beserta ombak menyeretnya ke arah laut, dengan kedalaman sampai setengah badan truk.
Truk naas ini juga sempat terguling, menyebabkan 2.500-an butir kelapa yang diangkut berhamburan ke laut.
Upaya evakuasi truk dengan menggunakan empat mobil derek sempat kesulitan, karena air laut dalam kondisi pasang, serta jarak truk dengan daratan yang mencapai 50-an meter.
Mobil derek sempat tiga kali mengganti tali besi karena putus, saat menarik truk tersebut.
Setelah sekitar empat jam berusaha, truk berhasil ditarik ke tepian dengan kondisi bak rusak.
"Saat datang untuk mengangkut kelapa, air laut memang dalam kondisi surut, tapi saat truk itu akan kembali air laut sudah pasang," ujar Arya.
Arya menduga, saat menyeberangi muara sungai, sopir truk terlalu mengambil haluan ke arah laut, sehingga dihantam ombak.
Sementara Gusti Ketut Suantara, sopir truk mengatakan, sebelum mengangkut kelapa, ia sudah bertanya kepada salah seorang warga tentang kondisi laut.
"Katanya air laut akan surut cukup lama, sehingga saya berani mengambil kelapa. Ternyata saat balik, air laut sudah pasang," katanya.
Suantara mengaku, akibat musibah ini, dirinya menderita kerugian sekitar Rp40 juta.
"Sudah beberapa kali kejadian truk terseret ombak di sini," ujarnya.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, karena sopir serta enam buruh pengangkut kelapa sempat melompat keluar, sebelum kendaraan tersebut terseret lebih jauh ke laut.
(KR-GBI/R007)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013