Untuk memperbaiki tanggul sungai yang kritis tersebut, katanya, butuh dana yang cukup besar.Kudus (ANTARA News) - Ratusan meter tanggul yang tersebar di tujuh sungai di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dalam kondisi kritis atau rawan ambrol sehingga perlu segera diperbaiki agar tidak menimbulkan banjir.
"Panjang tanggul kritis yang terdeteksi di masing-masing sungai bervariasi, karena ada yang hanya 50 meter dan 100 meter," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Sudiarso, di Kudus, Jumat.
Tujuh sungai yang tanggulnya tergolong kritis tersebut, yakni tanggul Sungai Tumpang di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo dengan panjang tanggul kritis 100 meter, Sungai Logung di Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo dengan panjang tanggul kritis 100 meter, dan Sungai Madat di Desa Terban, Kecamatan Jekulo dengan panjang tanggul kritis 50 meter.
Sungai lain yang tanggulnya kritis, yakni Sungai Jati Pasehan di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo dengan panjang tanggul kritis 50 meter, Sungai Drakah di Desa Gamong, Kecamatan Kaliwungu dengan panjang tanggul kritis 100 meter, dan Sungai Dawe di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Bae dengan panjang tanggul kritis 50 meter.
Ia juga mencatat saluran sekunder Sungai Logung di Desa Bulung Kulon, Kecamatan Mejobo yang memang membutuhkan penanganan serta normalisasi, karena setiap musim hujan menampung air dari arah utara.
Akibatnya, kata dia, potensi airnya melimpas cukup besar.
Untuk memperbaiki tanggul sungai yang kritis tersebut, katanya, butuh dana yang cukup besar.
Beberapa waktu lalu, kata dia, tanggul jebol sudah terjadi dua kali pada sungai yang sama, yakni tanggul Sungai Piji di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo.
Peristiwa tanggul jebol yang terbaru, katanya, terjadi Minggu (10/3) dengan panjang tanggul jebol 5 meter.
Kerugian akibat peristiwa tersebut, kata dia, ditaksir mencapai Rp50 juta, belum termasuk kerusakan sarana dan prasarana umum lainnya, seperti jalan yang ikut rusak.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013