Jakarta (ANTARA) - Chief Executive Officer Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menilai bahwa perkembangan properti di koridor Barat Jakarta sangat tinggi.
“Ini karena perkembangan kota dan tingkat permintaan di kawasan tersebut masih cukup tinggi. Ditambah lagi harga tanah di Jakarta sudah mahal,” kata Ali melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, mahalnya harga tanah di Ibu Kota itu menjadi faktor utama masyarakat untuk membeli properti di Barat Jakarta. Pertumbuhan properti di koridor Barat mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan hadirnya kota mandiri baru.
Kota mandiri yang terletak di koridor Barat Jakarta dan mengalami perkembangan signifikan salah satunya yakni produk properti milik sebuah pengembang.
Kawasan tersebut diproyeksikan bakal membangun 21 klaster residensial di atas lahan seluas 650 hektar.
Ali menjelaskan, Kota di daerah Tenjo akan memiliki fasilitas komersial, pendidikan, ibadah, kecantikan, kesehatan, dan transportasi yang bakal memudahkan aktivitas harian penghuni. Khusus fasilitas transportasi, Kota tersebut juga tengah membangun Grand Transit Oriented Development (TOD).
Fasilitas itu menghubungkan kota tersebut dengan Stasiun KRL Tigaraksa. Adapun progres pembangunan TOD yang akan selesai dan dapat diresmikan kepada umum di tahun 2024.
Ali memproyeksikan, Kota Podomoro Tenjo akan terus mengalami pertumbuhan permintaan properti seiring dengan ragam fasilitas berkualitas yang dihadirkan pengembang. Apalagi, harga yang ditawarkan pengembang mulai dari Rp220 juta.
“Tempat tersebut sudah memenuhi syarat sebagai kota mandiri karena semua ada dan ditunjang dengan fasilitas yang berkualitas. Selain akses tol, kota Podomoro Tenjo juga diunggulkan dengan TOD yang terkoneksi KRL. Permintaannya akan cukup bagus,” ujarnya.
Dengan semakin tingginya permintaan properti, daerah itu diprediksi akan berkontribusi dalam mengurangi angka kebutuhan rumah atau backlog di Indonesia yang mencapai 12,71 juta.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023