"Kawasan konservasi perairan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah harus bisa memberikan manfaat dengan mendorong perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar," kata Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas Sri Yanti dalam kunjungan kerja penutupan Program Coremap-CTI di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis.
Yanti mengatakan pemerintah membuka akses kepada para wisatawan untuk mengunjungi kawasan konservasi perairan di Indonesia.
Di sisi lain, sarana dan prasarana pendukung juga terus dibangun agar menciptakan kawasan konservasi yang tenang untuk menarik minat wisatawan datang ke lokasi tersebut.
Kapitalisasi kawasan konservasi perairan adalah upaya pemerintah dalam menyumbangkan pemanfaatan ekonomi dan ekologi.
Baca juga: Bappenas: Kawasan konservasi laut ikat pulau-pulau kecil Lesser Sunda
Ketiga kawasan konservasi perairan itu menjadi destinasi wisata favorit wisatawan dengan tetap menjaga keberlangsungan ekosistem hewan dan tumbuhan laut.
Penduduk yang terlibat dalam pengelolaan kawasan konservasi tersebut menyediakan paket wisata, sekaligus rehabilitasi terumbu kadang maupun mangrove.
Mereka memperoleh pendapatan dari industri pariwisata dan juga meraih manfaatkan lingkungan berkat kegiatan-kegiatan rehabilitasi yang dilakukan oleh para wisatawan.
Berdasarkan perhitungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada 2021, nilai ekonomi terumbu karang di Gili Matra mencapai Rp34,74 miliar per hektare per tahun.
Sejak Maret 2022 sampai Agustus 2023, Bappenas melalui Proyek Coremap-CTI melakukan intervensi rehabilitasi terumbu karang dengan luas mencapai 2.954 hektare di Gili Matra.
Baca juga: KKP dan masyarakat berkolaborasi jaga keanekaragaman hayati Gili Matra
Baca juga: Optimisme Indonesia wujudkan 30 persen konservasi laut
Baca juga: BRIN: Suplai data ekosistem pesisir berlanjut usai program COREMAP-CTI
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023