Terdapat 10 kecamatan yang tersebar di lima kabupaten berstatus awas bencana kekeringan dengan kondisi hari tanpa hujan lebih dari 61 hariKupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan sebanyak 10 kecamatan yang tersebar di Nusa Tenggara Timur (NTT) berstatus awas bencana kekeringan meteorologis.
"Terdapat 10 kecamatan yang tersebar di lima kabupaten berstatus awas bencana kekeringan dengan kondisi hari tanpa hujan lebih dari 61 hari," kata Kepala Stasiun Klimatologi NTT BMKG Rahmattulloh Adji di Kupang, Kamis.
Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan peringatan dini kekeringan meteorologis di wilayah NTT.
Ke-10 kecamatan itu yakni Elar di Kabupaten Manggarai Timur, Rote Barat dan Rote Barat Laut di Kabupaten Rote Ndao, Wanokaka di Kabupaten Sumba Barat, Mamboro dan Umbu Ratu Nggay di Kabupaten Sumba Tengah, serta Haharu, Kahunga Eti, Kota Waingapu, dan Pandawai di Kabupaten Sumba timur.
Adji menjelaskan wilayah-wilayah itu tidak diguyur hujan hingga lebih dari 61 hari dengan peluang di atas 70 persen.
Baca juga: BMKG: Waspada ancaman karhutla akibat angin kering yang kencang di NTT
Oleh sebab itu, kata dia, warga di wilayah tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana kekeringan yang menimbulkan berbagai dampak seperti kekurangan ketersediaan air tanah yang menyebabkan kelangkaan air bersih.
Selain itu, kata dia, berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, serta berdampak pada meningkatnya potensi kemudahan terjadinya kebakaran.
Adji menambahkan saat ini 100 persen dari total zona musim (zom) di NTT telah berada dalam periode musim kemarau.
Prakiraan peluang curah hujan, kata dia, menunjukkan di sebagian besar wilayah di NTT akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20 mili meter/dasarian) dengan peluang lebih dari 70 persen.
"Untuk itu diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan dengan melakukan langkah-langkah antisipasi yang diperlukan," ucapnya.
Baca juga: BMKG: Waspadai tiga wilayah NTT alami hari tanpa hujan ekstrem panjang
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023