Kami tidak bisa lagi cuma bicara 3G, tetapi bagaimana layanan 4G yang handal ke depan ditopang dengan kesiapan pemerintah dan regulator untuk menyiapkan payung hukum dari komersialisasi 4G,"
Jakarta (ANTARA Newsntara) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai akses jaringan yang handal merupakan salah satu kunci sukses implementasi layanan 4G di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan data yang terus meningkat.
"Kami tidak bisa lagi cuma bicara 3G, tetapi bagaimana layanan 4G yang handal ke depan ditopang dengan kesiapan pemerintah dan regulator untuk menyiapkan payung hukum dari komersialisasi 4G," kata Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia Bidang Telekomunikasi, Johnny Swandi Sjam di Jakarta, Kamis.
Menurut Jhonny, era keemasan 2G telah berlalu dan saat ini tengah memasuki 3G, dan 4G sudah di depan mana.
"Berkembangnya tren dan permintaan pasar telekomunikasi telah memaksa operator untuk terus berinovasi dan berevolusi mengembangkan jaringannya," kata Jhonny saat membuka seminar bertajuk "4G: New Tech, New Services, New Needs".
Ia menambahkan siapa yang terlambat mengadopsi dan mengimplementasikannya, sudah pasti akan tertinggal. Itulah sebabnya para operator berlomba-lomba meningkatkan jaringannya dengan teknologi mutakhir.
Seperti diketahui 4G yang juga disebut LTE menawarkan kecepatan akses hingga 75 Mbps dengan rata-rata kecepatan 10-30 Mbps. Saat ini sudah ada 150 operator di dunia yang mengkomersialkan teknologi LTE di 67 negara.
Menurut Johnny, peluang pasar telekomunikasi di Indonesia masih cukup besar.
Meskipun penetrasi SIM card di Indonesia akhir 2012 lalu telah melampaui 119,9 persen, dan masih bisa meningkat jadi 144,1 persen dalam tiga tahun ke depan, namun jumlah aktual dari penetrasi pelanggannya diyakini baru mencapai 58,7 persen saja.
"Itu artinya satu orang pelanggan saat ini menggunakan dua SIM card. Jadi masih ada peluang besar yang terbuka lebar untuk mencari pelanggan baru," ujarnya.
Sementara itu VP Region SEA & Oceania Ericsson, Fadi Pharaon mengatakan Indonesia akan sangat membutuhkan teknologi LTE karena pada 2016 mendatang diprediksi terdapat empat miliar "smart device" di Indonesia, seperti smartphone, tablet, dan perangkat cerdas lainnya.
"LTE mesti disiapkan dari sekarang untuk mengimbangi pertumbuhan mobile data yang pesat," kata Fadi.
Sementara itu Direktur Network PT Telkomsel, Abdus Somad Arief mengatakan perkembangan teknologi dan perubahan lanskap industri merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari.
"Bagi kami, ini merupakan kesempatan untuk memberikan pelayanan dan kenyamanan yang prima bagi pelanggan dan stakeholders," ujar Abdus Somad.
Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Muhammad Ridwan Effendi mengatakan tidak ada keraguan lagi bahwa broadband bermanfaat bagi peningkatan kemakmuran suatu bangsa.
"Di beberapa negara lain pemerintah menargetkan penambahan spektrum broadband yang bervariasi dan cukup besar. Sementara di Indonesia masih ada beberapa kendala dalam penyediaan spektrum. Selain itu juga, beberapa regulasi harus disusun untuk mendukung tersedianya broadband 4G ini," kata Ridwan.(*)
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013