Paris (ANTARA) - Prancis akan mengerahkan sekitar 130 ribu penegak hukum untuk mengamankan perayaan Hari Bastille pada 14 Juli, menurut pengumuman yang dikeluarkan menteri dalam negeri pada Rabu.
Prancis menekankan bahwa keputusan tersebut bertujuan untuk memastikan keamanan dengan mencegah kemungkinan kerusuhan.
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengulangi bahwa 55 penegak hukum mengalami luka, dan sebanyak 807 orang ditangkap serta 750 kendaraan dibakar pada perayaan 14 Juli sebelumnya.
Selain penegak hukum, sekitar 34 ribu pemadam kebakaran juga akan diturunkan bersama dengan helikopter, dan kendaraan lapis baja sebagai pendukung, kata Darmanin.
Darmanin juga mengatakan bahwa jadwal transportasi publik di sejumlah kota besar akan disesuaikan, dan melarang aksi demo pada 15 Juli untuk mengenang Adama Traore, pesepak bola yang tewas dalam tahanan polisi pada 2016.
Aksi protes meletus di Prancis pada akhir bulan ketika seorang petugas polisi menembak mati seorang remaja berusia 17 tahun keturunan Aljazair, Nahel M, saat pengecekan lalu lintas di kawasan pinggiran Paris, Nanterre, akibat tidak mengindahkan perintah berhenti.
Menyusul tewasnya Nahel, ribuan orang turun ke jalan di Prancis.
Saat terjadi aksi protes sejumlah kendaraan dan bangunan publik, termasuk balai kota dan sekolah-sekolah, dibakar, dan menurut Darmanin, yang berpidato di Senat minggu lalu, sekitar empat ribu orang ditangkap, yang sebagian besar adalah remaja.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Menteri Prancis lupa gunakan masker saat hadiri parade Hari Bastille
Baca juga: Pemimpin Eropa bersama Presiden Macron ikuti parade Hari Bastille
Baca juga: Presiden Macron pimpin perayaan hari Bastille dengan parade militer
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023