Perry terpilih secara aklamasi oleh Komisi XI DPR menjadi Deputi Gubernur BI. Ia adalah orang yang ahli di bidang moneter dan ekonomi. Kami minta Perry memperjuangkan sektor riil seperti nasib petani, nelayan, dan kembangkan bank syariah,"
Jakarta (ANTARA News) - Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo akhirnya terpilih secara aklamasi oleh Komisi XI DPR RI menjadi Deputi Gubernur BI menggantikan posisi Budi Mulya yang telah habis masa jabatannya.
"Perry terpilih secara aklamasi oleh Komisi XI DPR menjadi Deputi Gubernur BI. Ia adalah orang yang ahli di bidang moneter dan ekonomi. Kami minta Perry memperjuangkan sektor riil seperti nasib petani, nelayan, dan kembangkan bank syariah," kata Ketua Komisi XI DPR RI Izederik Emir Moeis saat ditemui di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, Perry mengalahkan rekan dari BI juga yakni Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Hendar. Perry akan menjabat sebagai Deputi Gubernur BI untuk periode 2013 hingga 2018.
Emir memberikan sembilan poin untuk Perry selaku Deputi Gubernur BI terpilih. Sembilan catatan tersebut adalah pertama, kebijakan makroprudential yang dijalankan oleh BI harus berpihak pada kepentingan petani, UMKM, sektor rill, dan kepentingan ekonomi nasional.
"Kedua, kebijakan makroprudential yang dijalankan oleh BI harus mampu mewujudkan kebijakan makroprudential yang `pro-growth`, `pro-poor` dan menciptakan `financial inclusion`," kata dia.
Hal ketiga, lanjutnya, kebijakan lalu lintas devisa yang dijalankan oleh BI harus lebih mengutamakan kepentingan nasional dan memberikan pembatasan kepada arus modal asing yang bersifat jangka pendek, spekulatif dan fluktuatif.
"Keempat, dalam pengelolaan arus modal asing, BI harus memiliki rumusan yang mengutamakan kepentingan ekonomi nasional. Kelima, meningkatkan dan memperkuat peranan BI dalam pengelolaan dan pengendalian inflasi baik di pusat maupun daerah, dengan mengupayakan pembentukan direktorat yang khusus menangani permasalahan inflasi," ujarnya.
Keenam, lanjut dia, memperkuat koordinasi antara BI dan pemerintah terkait pengelolaan perubahan nilai tukar dan tekanan nilai tukar terhadap beban fiskal negara. Ketujuh, dalam hal menilai kinerja Dewan Gubernur, BI harus memiliki dan menetapkan indeks kinerja utama (IKU) untuk masing-masing anggota Dewan Gubernur.
"Kedelapan, kebijakan moneter dan makroprudential yang dijalankan oleh BI berpihak kepada pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah. Dan terakhir, mengoptimalkan upaya menarik devisa hasil ekspor untuk masuk ke perbankan dalam negeri melalui optimalisasi kebijakan DHE maupun instrumen kebijakan lainnya sehingga berdampaka positif," ujarnya.
Perry Warjiyo pada 2008 disebut sebagai calon kuat pengganti Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono, yang masa jabatannya habis pada Juni 2008.
Ia pernah dicalonkan sebagai Deputi Gubernur BI pada 2010 bersama Komisaris Mandiri Krisna Wijaya dan Halim Alamsyah untuk menggantikan Deputi Gubernur BI Siti Chalimah Fadjrijah. Namun, Perry kalah bersaing dengan Halim Alamsyah.
Pada 2011 Perry kembali dicalonkan menjadi Deputi Gubernur untuk menggantikan Deputi BI Bidang Sistem Pembayaran, yang sebelumnya dijabat almarhum Budi Rochadi. Tetapi Perry kalah bersaing dengan Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran BI Ronald Wass.
Karir Perry di BI dimulai sejak 1984 sebagai staf perencanaan kredit. Sebelumnya, pria lulusan Universitas Gajah Mada jurusan akuntansi ini juga pernah bekerja di dunia akunting sebagai akuntan publik.
Pada 1991, Perry memfokuskan studinya di bidang Moneter dan Keuangan dengan mengambil tingkat master di Universitas Iowa di Amerika Serikat.
Ia juga sempat menjabat sebagai staf Gubernur BI dan menduduki salah satu jabatan di Dana Moneter Internasional (IMF) menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Terakhir, Perry mengambil program Doktor (S3) bidang Ekonomi dan Moneter juga di Universitas Iowa.
(A063/A026)
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013