Sekertaris Perusahaan PTBA, Joko Pramono, di Jakarta Kamis mengatakan pembagian dividen masih akan didiskusikan dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam dua tahun terakhir, PTBA membagikan dividen sebesar 60 persen dari keuntungan yang didapatkan.
"Batasan minimal sebesar 35 persen, kami bahkan selalu lebih dari jumlah itu," kata dia.
Pada intinya, ia mengatakan PTBA akan mengagendakan pembahasan porsi dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RPUST) dalam beberapa waktu mendatang.
Di sisi lain, ia melanjutkan pemerintah dalam hal ini kementerian BUMN juga tengah membutuhkan dana untuk pembangunan nasional.
"Jadi, nantinya harus diperhatikan keberimbangannya agar kebutuhan dana dapat saling terpenuhi," katanya.
Tahun ini, Joko mengatakan PTBA menganggarkan dana sebesar Rp2,2 triliun untuk pengembangan. Hingga akhir Desember 2012, PTBA memiliki kas dan setara kas senilai Rp5,9 triliun.
Joko juga mengatakan pihaknya belum dapat merealisasikan pembelian kembali saham (buy back) dengan total nilai sebesar Rp2,4 triliun. PTBA telah merealisasikan "buy back" sekitar 12 persen atau mencapai Rp288 miliar.
"Buyback terakhir dilakukan pada Desember. Tahun ini belum karena harga saham sudah berada di atas ketentuan yang memperbolehkan perseroan melakukan pembelian kembali saham," kata dia.
Ia mengemukakan pada tahun lalu harga rata-rata pembelian saham PTBA di kisaran Rp13.000-Rp14.000 per lembar saham. Saat ini, harga saham PTBA berada pada level Rp15.150 per lembar saham.
"Waktu yang tersisa untuk `buy back` tinggal tiga bulan lagi. Jika tidak terealisasi, dana `buyback` akan kembali ke cadangan perusahaan untuk pengembangan," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013