Xian (ANTARA) - Volume kumulatif tunjangan emisi karbon di pasar karbon China mencapai 237 juta ton per 30 Juni, dengan pendapatan lebih dari 10,91 miliar yuan (1 yuan = Rp2.104) atau sekitar 1,52 miliar dolar (1 dolar = Rp15.162).

China telah membangun pasar karbon terbesar di dunia untuk emisi gas rumah kaca, dan telah secara signifikan mengurangi intensitas emisi karbonnya, kata Wakil Menteri Ekologi dan Lingkungan China Guo Fang di tengah aktivitas Hari Rendah Karbon Nasional pada Rabu (12/7).

Aktivitas tersebut digelar oleh Kementerian Ekologi dan Lingkungan China dan pemerintah Provinsi Shaanxi, dan diselenggarakan di Xi'an, ibu kota Provinsi Shaanxi, China barat laut.

China telah membuat kemajuan positif dalam mengatasi perubahan iklim melalui serangkaian tindakan seperti konservasi energi, pengurangan karbon, pengurangan emisi, serta pembentukan dan penyempurnaan pasar karbon, ujar Guo.

Produksi dan penjualan kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) China tetap menduduki posisi teratas secara global selama delapan tahun berturut-turut, energi terbarukan negara itu telah berkembang pesat, sementara instalasi fotovoltaik dan tenaga anginnya juga menempati peringkat pertama di seluruh dunia.

Guo mengatakan bahwa Kementerian Ekologi dan Lingkungan China akan terus menerapkan strategi nasional guna secara aktif merespons perubahan iklim, mendorong pembangunan pasar karbon nasional dengan stabil dan teratur, serta berpartisipasi aktif dalam tata kelola global untuk mengatasi perubahan iklim.

China bertujuan untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon sebelum 2060.

Hari Rendah Karbon Nasional China mulai diperingati pada 2012 untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam inisiatif ramah lingkungan dan rendah karbon.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023