"Saya kok tidak merasa ada Islamophobia, phobia pada aksi kekerasan mungkin iya. Tapi siapa pun bisa melakukan aksi kekerasan, jadi phobia-nya bukan pada Islam," katanya.Jakarta (ANTARA News) - Siapa pun dapat melakukan tindak kekerasan, tidak hanya umat Islam, sehingga tidak ada gelombang ketakutan terhadap Islam (Islamophobia) yang ada adalah ketakutan pada aksi kekerasan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Kardinal Julius Darmaatmadja yang ditemui seusai acara pembukaan Konferensi Cendikiawan Muslim Internasional (ICIS) ke-2 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa. "Saya kok tidak merasa ada Islamophobia, phobia pada aksi kekerasan mungkin iya. Tapi siapa pun bisa melakukan aksi kekerasan, jadi phobia-nya bukan pada Islam," katanya. Menurut dia, yang ditakuti oleh sejumlah pihak beberapa waktu terakhir adalah tindak kekerasannya bukan Islam-nya. Jadi, jangan sampai digeneralisir. "Jika misalnya ada satu umat Katolik dipenjara bukan berarti seluruh umat Katolik adalah penjahat," ujarnya. Kardinal Darmaatmadja yang hadir pada acara tersebut untuk mendampingi utusan dari Tahta Suci Vatikan Pastur Khaled Akasheh kemudian menjelaskan bahwa dari setiap tindakan pasti ada resiko yang mengakibatkan rusaknya citra. Namun, kata dia, tidak semua tindakan merusak citra, banyak juga tindakan yang justru membuat citra Islam jauh lebih baik. "Saya memiliki banyak sahabat dari kalangan umat Islam, belum lama ini saya juga menghadiri peluncuran autobiografi salah satu pemuka Muhammadiyah bapak Syafi`i Maarif. Saya merasa dapat diterima dengan baik," katanya. Menurut dia, banyak umat Muslim yang melakukan banyak tindakan untuk membuat citra baik sehingga segala tindakan yang tidak menyenangkan tidak perlu dikaitkan dengan Islam. "Jangan digeneralisir," tegasnya. Lebih lanjut dia mengatakan, di Indonesia hubungan antara umat beragama telah terjalin dengan baik karena semua kelompok berjuang bersama untuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh bangsa. Topik mengenai Islamophobia juga dikemukakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Konferensi ICIS kedua. Kepala negara menyatakan keyakinannya bahwa umat Islam dapat berbuat lebih banyak untuk memerangi Islamophobia serta untuk menjadikan umat Islam sebagai pihak yang mampu mengatasi masalah dunia, bukannya justru pembuat masalah. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006