SBY bisa menjadi kingmaker"
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengingatkan, Capres dan Cawapres yang memusuhi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diperkirakan akan kalah dan menjadi pecundang, dan sebaliknya Capres yang didukung SBY bakal jadi presiden periode mendatang.
"Saya titip pesan kepada yang berambisi jadi presiden, jangan memusuhi SBY. Jangan lakukan tindakan politik yang tidak cerdas, karena Capres yang tidak didukung SBY, bakal kalah pada Pilpres mendatang," katanya di Jakarta, Kamis.
Dipo ketika ditanya mengenai pendapatnya mengenai pertemuan dengan Prabowo Subianto dan sejumlah jenderal purnawirawan, mengatakan meski pada akhir tahun 2014, SBY tidak menjabat presiden lagi, namun dalam Pilpres 2014, SBY tetap memegang peranan penting sebagai salah satu faktor untuk menjadikan seseorang sebagai presiden.
"SBY bisa menjadi kingmaker," katanya.
Kingmaker adalah istilah dalam politik yang merujuk kepada pihak-pihak yang punya peranan penting terhadap terpilihnya seorang calon presiden.
"Saya yakin Capres yang di-endors SBY, langsung atau tidak langsung, akan jadi presiden pada periode mendatang," katanya membuat prediksi.
Jadi, menurut Dipo Alam, salah besar kalau ada Capres yang kerjanya cuma menjelek-jelekkan SBY dan kinerja pemerintahannya yang baik sejak 2004. Rakyat Indonesia yang punya hak pilih sudah pintar karena bukan "polling" atau media milik capres yang menentukan, tetapi kinerja sesorang yang akan dilihat rakyat.
Dipo juga mengatakan akan sangat merugi bila ada Capres yang berambisi menang Pilpres 2014 mendiskreditkan SBY terus melalui media yang dimilikinya. Mereka perlu mendekat dan lakukan tukar pikiran sama SBY, jangan sebaliknya.
"Ingat-ingatlah, SBY punya andil besar untuk turut menjadikan orang sebagai presiden," katanya.
Ia mengemukakan, mayoritas masyarakat Indonesia dan dunia internasional mengakui kepemimpinan SBY yang berhasil, walaupun harus diakuinya masih ada kekurangan.
Dipo yang sering mengikuti SBY keliling Indonesia dan melawat ke luar negeri melihat dengan mata dan kepala sendiri, bahwa mereka mengagumi kepiawaian SBY dalam memimpin Indonesia.
"Mereka berduyun-duyun menyapa presidennya di daerah dan mengundang dengan hormat ke negerinya untuk bertukar pikiran mengatasi masalah tantangan global," tutur Dipo.
Seskab mengatakan saat mendampingi presiden SBY bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Markel, Presiden Hongaria Janos Ader, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Jepang, semua mengakui kesuksesan SBY menjadi pemimpin di republik ini dan pemimpin kawasan ASEAN.
Dari pembicaraan-pembicaraan informal yang diikutinya, para pemimpin dunia itu menyatakan kesedihannya setelah tahu masa jabatan SBY akan berakhir 2014.
"Mereka mulai merasa kehilangan setelah tahu SBY tidak jadi presiden lagi 2014. Itu dilatar belakangi karena capres dan cawapres yang muncul sekarang ini belum ada yang sekelas SBY," ujar Dipo Alam.
Menurut Dipo, masyarakat dalam negeri dan dunia internasional masih mendambakan kepemimpinan SBY. Tetapi karena ada aturan SBY tidak boleh mencalonkan menjadi presiden di 2014, mereka lalu mengharapkan, pemerintahan yang akan datang mau melanjutkan kinerja, gaya dan kepemimpinan SBY yang sudah diakui oleh kalangan dunia internasional.
Dipo menjelaskan, banyak pengamat asing dan dari dalam negeri yang meramal, bahwa Indonesia bisa lebih maju 10-20 tahun ke depan jika keberhasilan yang diraih pemerintah sekarang ini mampu dipertahankan.
Pewarta: Akhmad Kusaeni
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013