... termasuk melatih pilot, insinyur penerbangan, awak kabin, tenaga navigasi, dan petugas kontrol lalu lintas udara... "
Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Selandia Baru siap membantu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia industri penerbangan di Indonesia yang setiap tahun meningkat. Pertumbuhan industri penerbangan Indonesia sekitar 15 persen pertahun.

"Bantuan Selandia Baru itu termasuk melatih pilot, insinyur penerbangan, awak kabin, tenaga navigasi, dan petugas kontrol lalu lintas udara," kata Komisioner Perdagangan Selandia Baru untuk Indonesia, Tim Anderson, dalam keterangan diperoleh, di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, Selandia Baru memiliki berbagai medan yang menantang dengan ruang udara bersih, pemandangan spektakuler dan beragam serta pola cuaca yang bervariasi.

"Pilot akan memperoleh kesempatan mendapatkan pengalaman dalam berbagai kondisi sehingga mereka nantinya menjadi pilot yang lebih terampil," katanya.

Pemerintah Selandia Baru menyediakan lingkungan yang aman dan tentram, tempat tinggal yang menjamin toleransi antarumat beragama dan budaya serta menanggung biaya pelatihan. "Para kadet bisa rileks sehingga mampu menyerap pelajaran dengan cepat, dalam lingkungan yang hangat dan aman," kata Anderson.

Sebelumnya Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, A Agus Sriyono, telah mengunjungi Christchurch, Selandia Baru, untuk menyambut kedatangan kelompok pertama siswa penerbang asal Indonesia di sekolah penerbangan International Aviation Academy New Zealand (IAANZ).

Sekolah penerbangan tertua di Selandia Baru yang berdiri sejak 1928 itu untuk pertama kalinya menerima siswa asal Indonesia, beberapa di antaranya berasal dari Airfast Indonesia.

IAANZ memiliki 35 unit pesawat latih dan 38 orang instruktur penerbang. "Kami berharap kerja sama dengan lembaga-lembaga di Indonesia dapat ditingkatkan lagi," kata Peter Randle selaku Chief Executive Officer IAANZ, saat menyambut kedatangan Sriyono.

Kementerian Perhubungan mencatat, Indonesia memerlukan sekitar 1.000 pilot saban tahun yang baru terpenuhi sekitar separuhnya saja dari 13 sekolah penerbangan nasional. Belum lagi keperluan teknisi, pemandu lalu-lintas udara dan ahli komunikasi udara, ahli madya meteorologi, dan lain-lain.


(M038/I006)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013