Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) Diah Natalisa menyatakan bahwa pembentukan forum arsip negara Muslim adalah wujud peningkatan kualitas dalam lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
"Melalui forum arsip negara Muslim ini, diharapkan ada transfer pengetahuan, informasi, dan pengalaman Indonesia dengan negara-negara Islam, khususnya terkait pengelolaan dan pemanfaatan arsip agar menjadi sarana pengembangan inovasi arsip yang lebih berkualitas," kata Diah di kantor ANRI, Jakarta, Rabu.
Ia berharap, kerja sama yang dilakukan antara ANRI dengan 19 badan arsip di negara mayoritas Muslim tidak hanya sebatas berbagi pengetahuan dan pengalaman pengelolaan kearsipan saja, tetapi juga pertukaran aksi dan teknologi, juga di bidang publikasi pengelolaan arsip.
"Pertemuan hari ini diharapkan dapat memunculkan ide-ide strategis, tidak hanya dari segi kerja sama, tetapi juga dari segi teknis, berbagi pengetahuan, bertukar informasi, metode, juga tenaga ahli, yang mungkin bisa menghasilkan terobosan nyata dengan negara-negara Islam ini," ujar dia.
Baca juga: KemenPAN-RB: Sistem arsip yang efektif wujudkan reformasi birokrasi
Baca juga: Duta Arsip RI: Arsiparis adalah pengawal peradaban bangsa
Diah mengapresiasi pelaksanaan pertemuan pendahuluan untuk membentuk forum arsip negara Muslim yang digagas oleh ANRI, yang akan menjadi fondasi awal terbentuknya kerja sama yang harmonis dan berkesinambungan.
Baca juga: KemenPAN-RB: Sistem arsip yang efektif wujudkan reformasi birokrasi
Baca juga: Duta Arsip RI: Arsiparis adalah pengawal peradaban bangsa
Diah mengapresiasi pelaksanaan pertemuan pendahuluan untuk membentuk forum arsip negara Muslim yang digagas oleh ANRI, yang akan menjadi fondasi awal terbentuknya kerja sama yang harmonis dan berkesinambungan.
"ANRI dalam penilaian kami (Kemenpan RB), sudah menjadi salah satu institusi yang kualitas pelayanannya baik, inovasi-inovasi juga banyak bermunculan, tidak hanya di pusat tetapi juga di daerah," tuturnya.
Ia menekankan pentingnya penyesuaian pengelolaan arsip di era digitalisasi, sehingga ANRI diharapkan mampu membuat inovasi untuk preservasi arsip yang lebih baik.
"Perlu ada inovasi untuk menjaga koleksi-koleksi bangsa kita agar lebih aman, misalnya ketika terjadi bencana, tentu teknologi yang terintegrasi dapat membantu mengatasi pengelolaan arsip," paparnya.
Kepala ANRI Imam Gunarto menyampaikan bahwa selama ini sudah banyak program sosialisasi kearsipan yang dilakukan kepada masyarakat oleh ANRI, baik secara langsung maupun digital.
"Kita sudah melakukan banyak sosialisasi, utamanya lewat media sosial, di daerah juga sudah ada duta arsip dari para pelajar yang kita angkat menjadi agen-agen kearsipan, kemudian kita juga ada kader-kader arsip yang jumlahnya ribuan, saat ini di tiap desa sudah ada kader arsipnya," kata Imam.
Menurutnya, upaya yang dilakukan ANRI tersebut merupakan bagian dari proses membangun kesadaran kearsipan yang memang masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
"Indonesia kan berpikirnya masih tentang peningkatan di bidang ekonomi, masih berkutat pada pemenuhan kebutuhan pokok, sehingga kearsipan sebagai suatu kebutuhan yang sifatnya intelektual, kadang-kadang masih perlu kita sosialisasikan," ucap dia.
Berdasarkan data yang disampaikan Imam, sudah ada lebih dari 300 instansi, baik kementerian maupun lembaga di pusat dan daerah yang menciptakan arsip secara digital.
"Hingga saat ini, sudah ada hampir 20 juta arsip yang tercipta secara digital, dan 1,5 juta pegawai negeri yang sudah melakukan proses tanda tangan digital untuk proses administrasi demi memenuhi aspek kearsipan," tutur Imam.
Baca juga: Wacana pembentukan Direktorat PPA dan PPO masih diproses Kemenpan-RB
Baca juga: KKP serahkan arsip ke ANRI dukung literasi kelautan dan perikanan
Baca juga: Wacana pembentukan Direktorat PPA dan PPO masih diproses Kemenpan-RB
Baca juga: KKP serahkan arsip ke ANRI dukung literasi kelautan dan perikanan
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023