Cizre, Turki (ANTARA News) - Gerilyawan Partai Buruh Kurdistan (PKK) hari Rabu membebaskan delapan warga Turki yang mereka tahan selama dua tahun di Irak utara, kata seorang pejabat Kurdi kepada AFP.
Orang-orang itu dibebaskan sebagai bagian dari dorongan baru perdamaian yang dilakukan oleh pemerintah Turki untuk mengakhiri pemberontakan 29 tahun Kurdi yang dipimpin PKK, yang dicap sebagai kelompok teroris oleh sebagian masyarakat dunia, lapor AFP.
"Kami telah menerima tahanan-tahanan itu dengan aman," kata Husamettin Zenderlioglu, seorang anggota Partai Demokrasi dan Perdamaian (BDP) pro-Kurdi yang menjadi bagian dari delegasi yang menerima para tahanan itu.
Zenderlioglu, yang berada di Irak utara, menyampaikan hal itu kepada seorang koresponden AFP di dekat perbatasan Turki dengan Irak.
Pembebasan kedelapan tahanan itu, yang mencakup aparat keamanan dan pegawai negeri, dilakukan setelah permintaan dari pemimpin Kurdi yang dipenjara, Abdullah Ocalan, yang bulan lalu mengungkapkan harapannya melalui anggota-anggota parlemen BDP yang berkunjung bahwa ia ingin melihat para tahanan itu berkumpul lagi dengan keluarga mereka.
Para pejabat Turki memulai perundingan dengan Ocalan pada Oktober lalu, dengan tujuan utama melucuti senjata pemberontak yang menggunakan pangkalan-pangkalan di Irak sebagai tempat peluncuran serangan terhadap pasukan keamanan Turki di wilayah tenggara.
Menurut rencana yang dibahas Ocalan dan pemerintah Ankara, PKK akan mengakhiri permusuhan dan menarik pejuang-pejuangnya dari Turki sebagai awal dari perlucutan senjata, sebagai imbalan atas hak-hak lebih besar Kurdi yang ditetapkan dalam konstitusi.
Ocalan yang menjadi buronan ditangkap di Kenya pada 15 Februari 1999 dalam operasi rahasia Turki setelah ia diasingkan dari Suriah, dimana ia berpangkalan selama satu dasawarsa untuk mengatur dari jauh Partai Buruh Kurdistan (PKK).
Vonis awal hukuman mati terhadap Ocalan diubah menjadi hukuman penjara seumur hidup di sebuah penjara pulau di lepas pantai Istanbul sejak 2002.
Setiap tahun demonstran Kurdi bentrok dengan polisi Turki untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka itu.
Turki, Uni Eropa dan AS menganggap Partai Buruh Kurdistan (PKK) sebagai sebuah organisasi teroris.
Militer Turki melancarkan serangan-serangan udara dan operasi darat terbatas ke Irak utara sejak Agustus 2011 menyusul gelombang serangan gerilyawan PKK, setelah macetnya gencatan senjata sebelumnya.
PKK melancarkan serangan-serangan dari tempat persembunyian mereka di kawasan pegunungan terpencil Irak sebagai bagian dari perang mereka untuk memperoleh hak dan otonomi lebih besar bagi penduduk Kurdi.
Lebih dari 40.000 orang tewas sejak PKK mengangkat senjata pada 1984. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013