Kami sudah melihat pasar bergerak untuk mengantisipasi laporan inflasi AS yang lebih lemah
Singapura (ANTARA) - Dolar merosot ke level terendah dua bulan terhadap mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Rabu sore menjelang pembacaan inflasi AS, sementara sterling naik ke level tertinggi 15 bulan di tengah ekspektasi Bank Sentral Inggris (BoE) akan lebih lanjut menaikkan suku bunga.
Yen melonjak ke level tertinggi satu bulan dan menguat melewati 140 terhadap dolar untuk pertama kalinya dalam sebulan, dibantu oleh penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan taruhan untuk perubahan kebijakan oleh Bank Sentral Jepang (BoJ) pada rapat kebijakan moneter bulan ini.
Investor fokus pada data inflasi AS yang akan dirilis pada Rabu, dengan ekspektasi harga konsumen inti naik 5,0 persen secara tahunan pada Juni dan angka tersebut memberikan kejelasan lebih lanjut tentang kemajuan Federal Reserve dalam perjuangannya melawan inflasi.
Menjelang rilis, dolar AS turun ke level terendah dua bulan di 101,34 terhadap sekeranjang mata uang, memperpanjang penurunannya dari awal pekan setelah pejabat Fed mengatakan bank sentral mendekati akhir dari siklus pengetatan kebijakan moneternya.
Terhadap yen, dolar jatuh sebanyak 0,7 persen ke level terendah satu bulan, sementara euro mencapai puncak dua bulan di 1,10365 dolar.
"Kami sudah melihat pasar bergerak untuk mengantisipasi laporan inflasi AS yang lebih lemah," kata Matt Simpson, analis pasar senior di City Index. "Itu berisiko reaksi 'beli rumor, jual fakta' jika angka-angka itu muncul di sekitar harapan."
Sterling juga memuncak pada level tertinggi 15 bulan di 1,2970 dolar, didukung oleh taruhan BoE harus memperketat kebijakan moneter lebih lanjut untuk menjinakkan inflasi Inggris yang berjalan pada tingkat tertinggi daripada ekonomi utama mana pun.
Data yang keluar pada Selasa (11/7/2023) menunjukkan bahwa ukuran utama dari upah Inggris naik pada laju tercepat dalam catatan karena pendapatan dasar dalam tiga bulan hingga Mei melonjak 7,3 persen, lebih tinggi dari ekspektasi kenaikan 7,1 persen.
Pasar saat ini memperkirakan indikasi sekitar 140 basis poin kenaikan suku bunga dari BoE.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS berada di bawah tekanan, dengan imbal hasil dua tahun dan acuan 10-tahun masing-masing menetap di bawah 5,0 persen dan 4,0 persen.
Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah telah memberikan sedikit kelonggaran bagi yen, mengingat sensitivitas pasangan dolar/yen terhadap imbal hasil AS sementara suku bunga Jepang tetap berlabuh mendekati nol.
Yen bertahan lebih dari 0,65 persen lebih tinggi pada 139,47 per dolar dan tampaknya akan mencatat kenaikan sesi kelima, kemenangan beruntun terpanjang dalam sekitar tujuh bulan.
Analis mengatakan mata uang Jepang juga mendapat dukungan dari ekspektasi bahwa BoJ dapat men-tweak kebijakan kontrol kurva imbal hasil (YCC) pada pertemuan bulan ini.
"Meskipun kebijakan yang stabil tampaknya menjadi hasil yang paling mungkin untuk pertemuan kebijakan Juli, secara luas diperkirakan akan membawa perkiraan inflasi yang lebih baik dan pasar akan terus berharap bahwa BoJ dapat menawarkan beberapa sinyal kapan YCC dapat disesuaikan," kata Jane Foley, kepala strategi valas di Rabobank.
"Spekulasi kemungkinan perubahan dapat memungkinkan (yen) mendapat beberapa dukungan menjelang pertemuan BoJ bulan ini."
Di tempat lain, dolar Selandia Baru naik 0,47 persen menjadi 0,6227 dolar AS, setelah berfluktuasi dalam perdagangan berombak setelah Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) mempertahankan suku bunga seperti yang diharapkan dan menandai bahwa mereka akan tetap ditahan untuk beberapa waktu.
"Pernyataan dan risalah (RBNZ) mempertahankan nada dovish mereka secara keseluruhan, tetapi mereka tidak dapat tidak memperingatkan bahwa inflasi masih 'terlalu tinggi' karena mereka perlu menahan ekspektasi inflasi," kata Simpson dari City Index.
"Tetapi dengan ekonomi sekarang dalam resesi, ini adalah taruhan yang relatif aman bahwa kita telah melihat suku bunga terminal. Dan itu berarti tema selanjutnya yang harus diobsesi oleh investor adalah kapan RBNZ akan mulai memangkas suku bunga."
Aussie naik 0,52 persen menjadi 0,6722 dolar AS.
Gubernur bank sentral Australia Philip Lowe mengatakan masih harus ditentukan apakah ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada kebijakan moneter, tetapi pengetatan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menjinakkan inflasi.
Baca juga: Yen dan dolar melemah, pelaku pasar pertimbangkan kenaikan bunga Fed
Baca juga: Yen turun di pasar Asia jelang keputusan BoJ dan ECB yang "hawkish"
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023