... kami melihat KPR tidak akan setinggi tahun lalu, karena harga properti juga sudah mulai naik."
Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mematok pertumbuhan kredit 18 hingga 20 persen dalam rencana bisnis bank (RBB) pada 2013, sedangkan pada tahun lalu mencapai 27 persen. 

"Tahun ini, target pertumbuhan kredit sekitar 18-20 persen. Kalau kondisi sampai Juni-Juli kondusif, target kredit bisa dinaikkan jadi 22 persen," kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, penetapan target itu mempertimbangkan ketidakpastian harga komoditas dan nilai tukar rupiah yang melemah di awal tahun.

Penurunan target sementara BCA ini lebih rendah dari target pertumbuhan kredit di industri perbankan pada tahun ini sekitar 23 persen.

Hingga akhir 2012, perseroan mencatat pertumbuhan kredit mencapai 27 persen atau dengan "outstanding" kurang lebih Rp256 triliun sedangkan pada 2011 mencapai Rp202,26 triliun.

Pada 2013, Jahja mengatakan, BCA akan fokus pada kredit di beberapa sektor yang masih berpotensi berkembang.

"Tahun ini potensi sektor `food` (makanan dan minuman), telekomunikasi, keuangan dan bisnis masih akan berkembang. Untuk konsumer, kami melihat KPR tidak akan setinggi tahun lalu, karena harga properti juga sudah mulai naik," ujarnya.

Ia menambahkan pertumbuhan kredit masih sesuai dengan prinsip penawaran dan permintaan. Karena, bila pertumbuhan kredit "berlari" sangat kencang bisa menimbulkan "bubble" ekonomi.

Pada 2011, perseroan mencatat kucuran kredit tumbuh 31,4 persen menjadi Rp202,26 triliun, sedangkan tahun sebelumnya sebesar Rp153,96 triliun. Pertumbuhan tersebut, lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri sebesar 24,5 persen pada 2011. (A063/A013)

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013