Alur cerita dari film “Insidious: The Red Door” merupakan kelanjutan dari waralaba kedua film “Insidious: Chapter 2” yang dirilis pada 2013. Di film kelimanya ini, cerita akan berfokus pada kisah keluarga Lambert setelah kejadian entitas jahat yang s

Jakarta (ANTARA) - Film kelima dari waralaba Insidious, “Insidious: The Red Door” mulai tayang pada Rabu, 12 Juli 2023, di bioskop seluruh Indonesia, dan menghadirkan kemelut teror pintu merah bagi keluarga Lambert.

Dalam penayangan perdananya pada Kamis (6/7) di XXI Plaza Senayan, Jakarta, film “Insidious: The Red Door” kembali dengan menceritakan keluarga Lambert setelah sembilan tahun lamanya ketika Dalton (Ty Simpkins) sempat mengalami koma akibat entitas jahat di rumah mereka. Dalton yang sudah remaja memutuskan untuk berkuliah di salah satu kampus seni di luar kota.

Dalton yang tinggal di luar kota pun harus tinggal di asrama kampus dan terpisah dengan orang tuanya, yakni Josh Lambert (Patrick Wilson) dan Renai (Rose Byrne). Di asrama tersebut, Dalton kembali menemukan keanehan-keanehan dan pengalaman supranatural yang sengaja “menariknya” ke suatu hal yang lebih besar.

Bersama dengan sahabat barunya, Chris Winslow (Sinclair Daniel), Dalton mencoba menggali misteri dari kepingan memori yang ia rasakan. Winslow yang santai dan bersemangat mencoba untuk membantu Dalton yang pendiam dan penuh kekhawatiran untuk menelusuri bagian-bagian penting yang sempat dilupakan Dalton.

Alur cerita dari film “Insidious: The Red Door” merupakan kelanjutan dari waralaba kedua film “Insidious: Chapter 2” yang dirilis pada 2013. Di film kelimanya ini, cerita akan berfokus pada kisah keluarga Lambert setelah kejadian entitas jahat yang sempat menghantui mereka.

Baca juga: Film "Susuk" rilis teaser poster, tayang di bioskop pada Agustus

Teror “Pintu merah” dari masa lalu keluarga Lambert

Dalam sekuel film “Insidious: Chapter 2” sebelumnya, cerita berakhir dengan dikurungnya entitas jahat yang disebut “The Further” dan teknik penekanan memori yang dilakukan kepada Dalton dan ayahnya, Josh. Teknik penekanan memori tersebut dilakukan agar keduanya tidak lagi mengingat kejadian buruk yang sempat menimpa keluarga mereka.

Namun, teknik penekanan memori tersebut memiliki efek samping. Josh menjadi sering lupa dan perasaannya cenderung tidak stabil. Sementara itu, Dalton menjadi takut akan kegelapan dan lebih murung dibandingkan sebelumnya.

Setelah sembilan tahun lamanya sejak penekanan memori dan insiden berdarah terjadi pada keluarga Lambert, Dalton dan Josh kembali merasakan kejadian dan perasaan aneh yang sebelumnya tidak terlalu tampak pada diri mereka. Dalton pun menjadi sering bermimpi buruk dan dalam mimpinya tersebut ia selalu bertemu dengan entitas mengerikan yang sama.

Tidak hanya itu, baik Dalton dan Josh juga mengalami “proyeksi astral” atau keadaan ketika jiwa mereka meninggalkan raga dan melintasi dimensi astral. Awalnya, Dalton merasa proyeksi astral yang dialaminya merupakan hal yang menyenangkan. Namun, peristiwa tersebut justru menjadi awal dari semua pertanyaan atas kejadian dan mimpi aneh yang dialaminya.

Cuplikan gambar dalam film horor "Insidious: The Red Door." (ANTARA/HO/Dokumentasi Sony Pictures)

Satu hal yang selalu muncul dalam mimpi Dalton dan Josh adalah pintu merah. Pintu yang ada di sebuah ruangan gelap tersebut dalam keadaan tertutup dan suara-suara dari pintu itu selalu menyuruh Dalton untuk membukanya.

Setiap Dalton memimpikan pintu merah dan entitas aneh yang dilihatnya, ia mencoba melukisnya kembali sembari mengingat hubungan objek-objek tersebut dengan dirinya. Lebih dari itu, semua kejadian aneh yang menimpa dirinya berpusat pada pintu merah yang selama ini menyimpan mimpi buruk bagi keluarganya bertahun-tahun lalu.

Baca juga: Debut global "Mission: Impossible 7" diharapkan capai Rp3,7 triliun

Hubungan anak dan orang tua dalam “Insidious: The Red Door”

Efek samping dari penekanan memori yang dilakukan pada Dalton dan Josh tidak hanya mengenai mimpi dan kejadian aneh yang mereka alami, tetapi juga menjadi awal dari renggangnya hubungan ayah dan anak tersebut. Dalton mulai melihat ayahnya sebagai orang menyebalkan sejak bercerai dengan ibunya.

Baik Dalton dan Josh tidak lagi mengingat kejadian sembilan tahun lalu yang hampir membuat keluarga mereka celaka. Meski demikian, Dalton merasa ayahnya mengalami perubahan sikap dan membuat hubungan mereka menjadi tidak dekat kembali.

Sementara itu, Josh selalu berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan sang anak, seperti mengantarkan Dalton ke asramanya atau sekadar meneleponnya. Namun, kondisi emosinya yang labil pascapenekanan memori yang dialaminya selalu berujung pada pertengkaran dengan Dalton.

Di film “Insidious: The Red Door” tersebut, hubungan ayah-anak tersebut akan menjadi fokus penceritaan lainnya selain fokus cerita terkait misteri pintu merah. Hubungan keduanya akan digali lebih dalam dan tentunya berhubungan dengan entitas jahat yang kembali meneror keluarga mereka.

Tidak hanya hubungan Josh dan Dalton, hubungan Josh dengan mendiang ayahnya pun turut dibahas dalam film tersebut. Ayah Josh, yang sempat dikira jahat dan tidak bertanggung jawab terhadap dirinya dan sang ibu semasa kecil dulu, ternyata memiliki kisah tersendiri yang sebelumnya tidak diketahui Josh .

Beberapa alasan membuat mendiang ayah Josh pergi dan dirinya pun akhirnya menemukan jawaban dari pertanyaan yang selama ini menghantuinya. Sebagai ayah, Josh pun kembali berkontemplasi dengan melihat riwayat cerita mendiang ayahnya sendiri untuk mendukung Dalton di masa depan.

Tidak hanya Josh, sang ibu, Renai pun memiliki alasan tersendiri saat memutuskan untuk bercerai dengan Josh. Sebagai ibu, dirinya ingin melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya dan keputusan tersebut menurutnya adalah langkah paling tepat untuk dilakukan.

Baca juga: Film "Napoleon" rilis trailer resmi, tayang perdana 22 November

Keberanian dalam menghadapi trauma masa lalu

Teror “pintu merah” yang dialami Josh dan Dalton merupakan titik awal dari kejadian buruk yang sempat dialami mereka. Mereka berdua sempat menghindari mimpi dan kejadian buruk yang terjadi pada mereka serta berusaha mengabaikannya.

Di sisi lain, semakin mereka menghindarinya, teror “pintu merah” semakin gencar menghampiri mereka. Mereka pun memutuskan untuk mencari tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi dan menggali lebih dalam misteri-misteri tersebut.

Cuplikan gambar dalam film horor "Insidious: The Red Door." (ANTARA/HO/Dokumentasi Sony Pictures)

Namun, teror tersebut pada akhirnya juga menimpa orang terdekat mereka, salah satunya sahabat Dalton, Winslow. Dalton pun sempat menghentikan pencarian dari rasa penasaran yang selama ini menyelimutinya dan menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian tersebut.

Pada suatu titik, baik Dalton maupun Josh menyadari bahwa berhenti tidak akan menyelesaikan permasalahan. Satu-satunya cara untuk terus maju adalah dengan mengingat dan menerima apa yang selama ini mereka alami, bukan melupakannya.

Selain itu, mereka juga harus melakukannya secara bersama untuk menemukan solusi dari permasalahan dan trauma yang mereka alami. Akankah keluarga Lambert dapat mengatasi teror “pintu merah” dari masa lalu mereka?

Film “Insidious: The Red Door” merupakan karya perdana dari sutradara sekaligus aktor Patrick Wilson dan diproduseri oleh Jason album, Oren Peli, James Wan, dan Leigh Whannell. “Insidious: The Red Door” ditulis oleh Leigh Whannell dam Scott Teems dan dibuat oleh rumah produksi Screen Gems, Stage 6 Films, Blumhouse, Oren Peli Production, dan Sony Pictures.

“Insidious: The Red Door” dibintangi oleh Patrick Wilson, Ty Simpkins, Rose Byrne, Andrew Astor, Sinclair Daniel, dan Hiam Abbass. “Insidious: The Red Door” tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai Rabu ini.

Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023