Beijing (ANTARA) - Pinjaman berdenominasi yuan China naik 15,73 triliun yuan (1 yuan = Rp2.104) pada paruh pertama (H1) tahun ini, tunjuk data bank sentral China, People's Bank of China (PBOC), pada Selasa (11/7).

Pada Juni saja, pinjaman berdenominasi yuan naik sebesar 3,05 triliun yuan, papar PBOC.

M2, sebuah ukuran tingkat jumlah uang yang beredar di negara tersebut (money supply) yang mencakup uang beredar dan semua deposito, naik 11,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 287,3 triliun yuan pada akhir Juni.

Tingkat pertumbuhan M2 itu 0,3 poin persentase lebih rendah dibandingkan pada akhir Mei tahun ini, dan 0,1 poin persentase lebih rendah dibandingkan pada akhir Juni tahun lalu.

M1, yang mencakup uang tunai yang beredar ditambah giro, tercatat di angka 69,56 triliun yuan pada akhir Juni, naik 3,1 persen (yoy).

M0, jumlah uang tunai yang beredar, naik 9,8 persen dari tahun lalu menjadi 10,54 triliun yuan pada akhir bulan lalu.

Dalam enam bulan pertama 2023, PBOC menyuntikkan 78,9 miliar yuan kas bersih ke pasar.

Pembiayaan sosial yang baru ditambahkan, ukuran dana yang diterima individu dan perusahaan nonkeuangan dari sistem keuangan, tercatat di angka 4,22 triliun yuan bulan lalu.

Total pembiayaan sosial baru pada H1 tahun ini mencapai 21,55 triliun yuan, meningkat 475,4 miliar yuan dari periode yang sama tahun lalu.

Rincian data menunjukkan peningkatan dukungan untuk ekonomi riil dari sektor keuangan, saat pinjaman ke ekonomi riil menyumbang 72,4 persen dari total pembiayaan sosial dalam enam bulan pertama tahun ini, naik 7,8 poin persentase dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Data pada Selasa juga menunjukkan deposito yuan baru China mencapai 20,1 triliun yuan pada periode Januari-Juni, naik 1,3 triliun yuan dari periode yang sama tahun lalu.

 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023