Saham-saham Asia bergerak lebih tinggi dan dolar berada di level terendah dua bulan.....
Singapura (ANTARA) - Saham-saham Asia bergerak lebih tinggi dan dolar berada di level terendah dua bulan pada awal perdagangan Rabu, menjelang data inflasi penting Amerika Serikat (AS) yang akan membantu mengukur apakah Federal Reserve berada di akhir kebijakan kenaikan suku bunga yang agresif.
Yen Jepang menguat terhadap sebagian besar mata uang utama dan terakhir diambil 139,43 terhadap dolar AS, tertinggi dalam sebulan.
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang terdongkrak 0,61 persen, sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,54 persen dan Nikkei Jepang turun 1,0 persen.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan indeks harga konsumen, yang dijadwalkan akan dirilis pada Rabu, telah meningkat sebesar 3,1 persen pada Juni, setelah kenaikan 4,0 persen pada Mei. Itu akan menjadi pembacaan terendah sejak Maret 2021.
"Poin data ini mungkin tidak akan mengubah niat Fed yang dikomunikasikan dengan baik untuk melanjutkan kenaikan pada pertemuan FOMC Juli," kata ahli strategi Saxo Markets dalam sebuah catatan.
"Namun, jika IHK inti melambat seperti yang diantisipasi, investor dapat terus mempertahankan peluang untuk kenaikan suku bunga September dan November tetap rendah," katanya pula.
Inflasi inti diperkirakan turun untuk bulan ketiga menjadi 5,0 persen dari 5,3 persen, meskipun itu lebih dari dua kali lipat target Fed 2,0 persen.
Pasar memperkirakan peluang 92 persen untuk kenaikan 25 basis poin akhir bulan ini, alat CME FedWatch menunjukkan, tetapi tetap ragu kenaikan lebih lanjut setelah itu.
Pejabat Fed telah mengindikasikan mereka berharap untuk menaikkan suku bunga setidaknya 50 basis poin lagi, karena mereka mengatasi tekanan harga yang terus-menerus.
Indeks CSI300 China melemah 0,14 persen, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,5 persen pada awal perdagangan. Pada Senin (10/7), China memperpanjang beberapa kebijakan untuk menopang sektor real estat hingga akhir tahun 2024, memicu ekspektasi akan lebih banyak stimulus.
Rodrigo Catril, ahli strategi senior valas di National Australia Bank, mengatakan pengumuman pengeluaran fiskal yang berarti diperlukan agar pasar menjadi lebih positif di China.
Perhatian investor juga akan tertuju pada laporan keuangan kuartal kedua minggu ini, dengan hasil dari beberapa institusi terbesar Wall Street, termasuk JPMorgan, Citigroup dan Wells Fargo.
Bank-bank Wall Street diharapkan melaporkan keuntungan yang lebih tinggi untuk kuartal kedua, karena kenaikan pembayaran bunga mengimbangi penurunan dalam pembuatan kesepakatan.
Chief Investment Officer Nuveen, Saira Malik mengatakan perusahaan-perusahaan mungkin merasa lebih mudah untuk memberikan hasil kuartal kedua yang lebih kuat dari perkiraan, karena para analis telah memangkas perkiraan dalam beberapa pekan terakhir.
"Kami berhati-hati tentang optimisme pemenuhan diri yang didorong oleh ekspektasi yang berkurang ini ... kami memperhatikan data ekonomi AS yang beragam dan potensi dua kenaikan lagi tahun ini," katanya lagi.
Imbal hasil pada obligasi Pemerintah AS 10-tahun turun 1,6 basis poin menjadi 3,966 persen, turun dari level tertinggi delapan bulan di 4,094 persen yang disentuh pada Jumat (7/7).
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang lainnya, turun 0,197 persen pada 101,40, turun ke level 101,37, terendah dalam dua bulan.
Euro naik 0,16 persen menjadi 1,1024 dolar, setelah mencapai puncak dua bulan di awal sesi, sementara sterling mencapai puncak 15 bulan di 1,2940 dolar AS.
Yen Jepang melanjutkan kenaikannya dan telah naik hampir 4,0 persen dari level terendah tujuh bulan di 145,07 yang disentuh bulan lalu, level yang membuat pedagang waspada terhadap kemungkinan intervensi dari otoritas Jepang.
Dolar Selandia Baru naik 0,26 persen dalam perdagangan berombak setelah bank sentral negara itu mempertahankan suku bunga tidak berubah pada 5,50 persen.
Minyak mentah AS naik 0,28 persen menjadi diperdagangkan di 75,04 dolar AS per barel dan Brent berada di 79,60 dolar AS, menguat 0,25 persen.
Emas spot bertambah 0,3 persen menjadi 1.937,99 dolar AS per ounce, sementara emas berjangka AS naik 0,33 persen menjadi diperdagangkan di 1.937,60 dolar AS per ounce.
Baca juga: Saham Asia naik dipicu harapan kenaikan Fed berhenti, stimulus China
Baca juga: IHSG Selasa ditutup menguat mengikuti bursa saham kawasan Asia
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023