London (ANTARA) - Seorang perwira militer Rusia yang pernah mengomandani armada kapal selam Laut Hitam dan masuk daftar hitam Ukraina sebagai tersangka penjahat perang, ditembak mati oleh seorang pembunuh tidak diketahui saat lari pagi.

Badan penyelidik Rusia menyatakan Stanislav Rzhitsky (42 tahun) ditembak mati Senin di kota Krasnodar.

Alamat dan detail pribadi Rzhitsky muncul dalam laman Myrotvorets (Pendamai) yang merupakan situs Ukraina yang menghimpun data tidak resmi mengenai orang-orang yang dianggap musuh-musuh Ukraina.

Pada Selasa, kata "Dihabisi" dalam huruf-huruf merah, tertulis di atas foto Rzhitsky dalam laman Ukraina itu.

Anton Gerashchenko, penasihat kementerian dalam negeri Ukraina, mencuit bahwa media Rusia menuding Ukraina sebagai pelakunya, tetapi dia tidak mengomentari apakah dugaan itu benar.

"Sejauh ini kepolisian Rusia tidak bisa menemukan satu pun kamera pengawas yang menunjukkan kejahatan itu terjadi. Pencarian berlanjut," kata Geraschenko.

Baza, sebuah kanal Telegram Rusia yang terkait dengan jasa keamanan, menyatakan bahwa pembunuh bisa melacak pergerakan Rzhitsky di Krasnodar dalam sebuah aplikasi di mana korban memposting detail rute lari paginya dan berapa lama dia menyelesaikan rute ini.

Baca juga: Zelenskyy: absurd tak ada kerangka waktu kapan Ukraina gabung NATO

Media resmi Rusia dan para bloger perang mengungkapkan bahwa Rzhitsky adalah wakil kepala mobilisasi militer di Krasnodar.

Rzhitsky pernah menjadi wakil komandan kapal selam "Krasnodar" di Laut Hitam. Ia ditembak empat kali pada punggung dan dada untuk kemudian tewas di tempat, kata laporan itu.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Krasnodar adalah kapal selam listrik bertenaga diesel yang dibangun untuk armada Laut Hitam dan dirancang untuk "menghadapi kapal perang dan kapal selam, menyebarkan ranjau laut, serta melakukan pengintaian".

Sebuah kanal telegram yang digunakan orang-orang yang mengaku pro-Ukraina dan sudah melakukan ratusan serangan sabotase di dalam wilayah Rusia, tanpa disertai bukti mengklaim bahwa Rzhitsky diduga terlibat dalam serangan rudal jelajah yang diluncurkan dari sebuah kapal selam pada Juli 2022 yang menewaskan 23 orang termasuk anak perempuan berusia 4 tahun di Kota Vinnytsia, Ukraina.

Sedikitnya ada dua sosok pro-Rusia lainnya dalam basis data Myrotvorets dibunuh di dalam wilayah Rusia sejak Moskow menginvasi Ukraina hampir 17 bulan lalu.

Serangan bom telah membunuh wartawan Darya Dugina Agustus lalu, serta bloger perang Vladlen Tatarsky pada April.

Rusia menuding Ukraina melakukan pembunuhan itu, sebaliknya Ukraina membantah terlibat. Mereka justru menduga kejadian itu adalah hasil dari pertikaian di dalam negeri Rusia.

Baca juga: Prancis segera kirimi Ukraina dengan rudal jarak jauh SCALP

Sumber: Reuters

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023