Harus diakui masih ada gap yang perlu diselaraskan, antara alumni pendidikan vokasi dan pendidikan kejuruan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengingatkan masih ada jarak (gap) dalam pendidikan vokasi dan dunia usaha/dunia industri di Indonesia.
"Harus diakui masih ada gap yang perlu diselaraskan, antara alumni pendidikan vokasi dan pendidikan kejuruan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri," katanya saat menjadi narasumber pada program upskilling reskilling berstandar industri guru kejuruan SMK tahun 2023 gelombang 2 secara daring yang dikutip di Jakarta, Selasa.
Dia mengungkapkan jarak itu terjadi pada aspek standar lulusan vokasi di Indonesia. Standar itu belum sama dengan standar kebutuhan pekerjaan di Indonesia.
"Ini pekerjaan rumah, standar pendidikan vokasi harus sama dengan standar kebutuhan pekerjaan," katanya menegaskan.
Menurut dia, tingkat keterserapan lulusan SMK di dunia kerja rata-rata nasional hanya sekitar 40 persen. Hal itu diasumsikan oleh berbagai kalangan yang mengatakan bahwa lulusan SMK berkontribusi besar pada tingkat pengangguran terbuka (TPT).
"Ini harus dituntaskan, bahwa semua lulusan sekolah kejuruan harus mampu diserap oleh dunia usaha dan dunia industri," harapnya.
Baca juga: Kemendikbudristek gelar konferensi pendidikan vokasi ASEAN
Selanjutnya, jarak menyangkut soal rumusan kurikulum. Di mana kata dia, kurikulum pendidikan di sekolah kejuruan dengan materi skill dan kompetensi yang semestinya menjadi kriteria masuk di dunia kerja masih berbeda. Sehingga, ke depan kolaborasi antara dunia pendidikan dan dunia industri dapat menjangkau pada level perumusan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
"Kemendikbudristek bersama Komisi X DPR RI terus berusaha menyelesaikan persoalan jarak tersebut," jelasnya.
Selain itu, untuk semakin relevannya pendidikan vokasi ke depan, Komisi X DPR RI bersama Kemendikbudristek, sudah merancang berbagai program prioritas termasuk program upskilling reskilling untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi pendidik dan peserta didik.
Program upskilling reskilling berstandar industri guru kejuruan SMK Tahun 2023 dilaksanakan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) Kemendikbudristek dalam empat gelombang, meliputi sembilan kompetensi keahlian.
Kepala BBPPMPV Bispar Sabli mengatakan kegiatan telah dimulai April 2023 dan akan berlangsung sampai dengan Agustus 2023. Kegiatan itu diikuti total sebanyak 2.440 Guru SMK bidang bisnis dan pariwisata dari seluruh wilayah Indonesia.
Alur pelaksanaan program upskilling dan reskilling dimulai dari pelatihan secara daring 10 hari, penguatan industri secara daring tiga hari, magang langsung (luring) di industri selama sembilan hari, dilanjutkan dengan sertifikasi industri dua hari dan penyelarasan industri dengan membuat teaching project yang merupakan komitmen peserta untuk menerapkan budaya industri di sekolahnya masing-masing.
Baca juga: Menperin: Vokasi jadi praktik terbaik kemitraan industri-pendidikan
Baca juga: Kemendikbud: Kurikulum jadi aspek vokasi responsif terhadap industri
Pewarta: Fauzi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023