Misal gejalanya berupa batuk pilek. Apakah disertai demam?

Jakarta (ANTARA) - Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr, Sp.A (K), M.Kes dari Universitas Padjajaran meminta para orang tua untuk mencermati gejala alergi susu pada anak, karena selain bisa memengaruhi pertumbuhan, gangguan itu juga bisa menimbulkan kondisi kegawatdaruratan pada si buah hati.

"Kalau kita sedini mungkin menentukan seorang anak ini alergi sehingga dilakukan tatalaksana yang optimal, anak tetap tumbuh kembangnya normal," kata Prof. Budi yang juga Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unpad itu dalam acara temu media di Jakarta, Selasa.

Budi menjelaskan, alergi susu sapi merupakan respons sistem imun yang tidak normal atau berlebihan ketika mengenali protein susu sapi yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain.

Menurutnya, gejala alergi susu sapi dapat muncul di tiga organ yaitu saluran cerna, kulit, dan saluran napas.

Baca juga: Mengenal gejala alergi susu sapi pada anak

"Di saluran cerna, biasanya yang akan muncul ini diare (kasusnya) sekitar 53 persen dan kolik 27 persen. Di kulit bisa berupa urtikaria yang kita kenal sebagai biduran atau kaligata sebanyak 18 persen, lalu dermatitis atopik atau eksim sekitar 35 persen. Sedangkan gejala di saluran nafas bisa berupa asma 21 persen dan rinitis 20 persen," ujar Budi.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, ada juga gejala alergi susu sapi yang sangat berat dan menimbulkan kondisi kegawatdaruratan yang disebut anafilaksis, itu sekitar 11 persen.

Budi mengatakan, anak yang mengalami alergi susu sapi perlu dipastikan apakah ia mengalami gejala ringan, sedang, atau berat, karena tatalaksananya akan berbeda.

Dikatakan ringan atau sedang apabila anak mengalami satu atau lebih dari gejala seperti regurgitasi berulang, muntah, diare, konstipasi, darah pada tinja, anemia defisiensi besi, dermatitis atopik, angioedema, urtikaria, pilek, batuk kronik, dan mengi.

Kemudian, kolik yang persisten lebih dari tiga jam per hari atau lebih dari tiga hari per minggu selama lebih dari satu minggu.

Sedangkan alergi susu sapi berat ditandai dengan satu atau lebih dari gejala seperti gagal tumbuh karena diare dan/atau regurgitasi, muntah dan/atau tidak mau makan; anemia berat, eksim yang berat, sulit bernafas, hingga anafilaksis.

Baca juga: Benarkah alergi bisa disembuhkan?

Sementara itu, gejala alergi susu sapi yang paling sering menurut Budi adalah diare, konstipasi, regurgitasi, muntah, darah dalam tinja, ruam, bengkak bibir dan kelopak mata, dan eksim.

Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, Budi mengimbau orang tua untuk cepat-cepat memastikan apakah gejala memang timbul karena alergi atau penyakit lain dan berkonsultasi ke dokter.

"Misal gejalanya berupa batuk pilek. Apakah disertai demam? Apakah munculnya lebih dominan pada siang hari? Apakah ingusnya kental atau berwarna? Kalau ketiga jawaban ini tidak semua, berarti kemungkinan alergi," kata Budi.

Budi mengatakan, jika anak yang menunjukkan gejala alergi susu sapi tidak segera dikonsultasikan ke dokter, maka akan timbul dampak yang tidak diinginkan, di antaranya meningkatkan risiko penyakit degeneratif dan gangguan tumbuh kembang akibat salah tatalaksana.

"Biasanya kalau anak makan telur lalu kulitnya merah-merah, ibu berpikir jangan-jangan alergi telur. Lalu makan daging, merah-merah lagi, anak dilarang makan daging. Jadi makanannya terbatas sehingga terganggu pertumbuhannya. Lalu dengan gejala terus-menerus, anak jadi lebih banyak di rumah, jarang main, sehingga perkembangan motoriknya terganggu," tutur Budi.

"Jadi yang paling utama, kenali dulu, apakah ini benar alergi? Setelah itu, konsultasikan ke dokter untuk memastikan. Jika sudah dipastikan benar alergi, secepatnya lakukan tatalaksana yang optimal, sehingga anak akan tumbuh kembang dengan optimal," pungkas Budi.

Baca juga: Alergi pada anak akan mereda seiring bertambahnya usia

Baca juga: Cerita Chacha Thaib hadapi anak dengan alergi susu sapi

Baca juga: Mengenal perbedaan antara intoleransi laktosa dan alergi susu sapi

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023