Guangzhou (ANTARA) - Intensitas energi China, atau jumlah energi yang dikonsumsi per unit Produk Domestik Bruto (PDB), mengalami penurunan 26,4 persen dalam satu dasawarsa terakhir, demikian dinyatakan oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC) China pada Senin (10/7).
China menjadi salah satu negara yang mencatat penurunan intensitas energi tercepat, dan telah melampaui target pengurangan intensitas emisi karbon yang dijanjikan kepada masyarakat internasional, ujar Zhao Chenxin, Wakil Direktur NDRC, dalam acara peluncuran program publisitas nasional selama satu pekan untuk penghematan energi di Kota Guangzhou, China selatan.
China bertujuan mencapai puncak emisi karbon dioksida (CO2) sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon sebelum 2060.
Dengan tingkat pertumbuhan konsumsi energi tahunan sebesar tiga persen, negara tersebut telah mendukung tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 6,2 persen, yang setara dengan pengurangan penggunaan batu bara standar sebanyak 1,4 miliar ton dan emisi karbon dioksida sebanyak hampir tiga miliar ton, yang merupakan kontribusi China dalam respons global terhadap perubahan iklim, ungkap Zhao.
Ke depan, China akan mempercepat transformasi hijau komprehensif dalam pembangunan ekonomi dan sosial dari empat aspek. Hal itu termasuk mengimplementasikan dengan giat aksi konservasi energi, pengurangan karbon, dan peningkatan efisiensi, secara aktif dan konsisten memajukan upaya mencapai puncak emisi karbon dan netralitas karbon, mempercepat transformasi hijau mode-mode pembangunan, serta mendorong pembentukan gaya hidup hijau dan rendah karbon, imbuh Zhao.
Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023