"Ketahanan pangan (di IKN, red.) penting, tidak bisa kalau hanya dipenuhi oleh areal sekitar 25 ribu hektare di IKN, namun juga harus dari wilayah sekitarnya seperti di Kaltim secara khusus, dan seluruh Kalimantan secara umum," katanya dalam Simposium bertajuk Memperkuat Ekosistem Pertanian Berkelanjutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan IKN dan Kaltim yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Myrna mengatakan seluruh pemangku kepentingan harus berperan dalam memperkuat ekosistem ketahanan pangan, yang terbangun di seluruh daerah yang berkaitan seperti Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penajam Paser Utara, hingga Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.
Dia menegaskan ketahanan pangan di IKN penting karena juga terkait dengan keamanan pangan, dimana nutrisi pangan harus dipastikan sebagai panganan sehat dan berkualitas.
"Panganan sehat dan berkualitas harus berasal dari pertanian yang tidak merusak lingkungan organik, serta menyediakan sumber pangan dan protein nabati alternatif," ujarnya.
Selain itu, sambungnya, sumber pangan lokal juga harus digali dan dimanfaatkan. Menurutnya, Kaltim memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dikembangkan sebagai sumber pangan lokal alternatif.
Dia menyebutkan perbaikan kelembagaan petani juga penting untuk dilakukan, agar tidak hanya berbentuk badan usaha, namun juga membentuk supply dan demand berdasarkan prinsip bisnis yang adil dan beretika.
Menurutnya, pertanian harus berfalsafah, dengan memaksimalkan potensi sesuai kebutuhan, dan tidak memaksakan kehendak pada alam, supaya efisien dan tidak menimbulkan perasaan rakus kepada alam.
Baca juga: Pembangunan pertanian di IKN diterapkan dalam tiga prinsip
Baca juga: IKN tegaskan siap jadi pelopor kota "zero carbon" di Indonesia
Baca juga: OIKN menawarkan Disney hingga Stanford University investasi di IKN
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023