Jakarta (ANTARA News) - Perbankan nasional mengharapkan Bank Indonesia (BI) agar menurunkan suku bunga BI Rate untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berjalan lebih cepat, karena tanpa dukungan BI maka perbankan masih mempertahankan suku bunga tinggi. "Dengan turunnya bunga BI Rate itu, maka diharapkan penyaluran kredit akan semakin besar dan margin bank juga akan meningkat," kata Direktur Utama PT Bank Sudara, Farid Rahman, kepada pers saat meresmikan 100 tahun bank tersebut dan meluncurkan logo baru di Jakarta, Selasa. Menurut dia, apabila BI jadi menurunkan bunga BI Rate, maka perbankan akan segera menurunkan suku bunga kreditnya yang saat ini berkisar antara 17 persen hingga 19 persen. "Perbankan akan segera menurunkan tingkat suku bunga kredit menjadi 15 persen hingga 17 persen karena dengan tingginya suku bunga sangat menyulitkan ekonomi nasional berkembang," katanya. BI pada 9 Mei 2006 telah menurunkan bunga BI Rate dari 12,75 persen menjadi 12,50 persen, namun penurunan suku bunga itu tertahan setelah laju inflasi bulan Mei naik mencapai 0,37 dibanding April yang mencapai 0,05 persen. Farid Rahman yang juga menjadi Sekjen Perbanas (Persatuan Bank-bank Swasta Nasional) lebih lanjut mengatakan, dengan turunnya suku bunga kredit juga akan memberikan harapan baru kepada debitur untuk mengajukan kredit baru. "Kami optimis dengan adanya penurunan suku bunga bank itu, maka para debitur akan kembali bergairah mencari kredit baru yang pada gilirannya memicu pertumbuhan ekonomi nasional, katanya. Menurut dia, penurunan suku bunga BI hanya tinggal menunggu waktu saja. "Kami juga masih mengharapkan BI segera menurunkan tingkat suku bunganya, sehingga pihak perbankan akan segera menurunkan bunga lebih besar," katanya. Meski demikian BI kemungkinan besar masih memperhitungkan rencana Bank Sentral AS yang akan segera menaikkan tingkat bunga Fed fund untuk mengatasi inflasi yang cenderung meningkatkan dan menekan defisit transaksi berjalan AS yang makin membengkak, tambahnya. Sebelumnya, Gubernur BI Burhanuddin Abdullah mengatakan, Bank Indonesia akan tetap konsisten menurunkan BI rate meski laju inflasi Mei meningkat dibanding bulan sebelumnya. "Keyakinan itu (untuk menurunkan suku bunga) masih ada dan sangat kuat tetapi apakah akan secara terus menerus kita lihat minggu depan dalam rapat dewan gubernur BI," katanya. Selain itu, BI juga akan melihat secara cermat bagaimana kecenderungan kondisi ekonomi eksternal yang sekarang cenderung mengetatkan kebijakan moneternya sehingga suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) diramalkan akan naik lagi begitu juga suku bunga negara-negara lain. (*)

Copyright © ANTARA 2006