Minyak mentah berjangka Brent terangkat 33 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 78 dolar AS per barel

Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik tipis di awal perdagangan Asia pada Selasa pagi, memulihkan beberapa kerugian sesi sebelumnya, karena para pedagang fokus pada pengurangan pasokan oleh eksportir minyak terbesar dunia Arab Saudi dan Rusia dan menunggu data yang dapat membantu memastikan permintaan.

Minyak mentah berjangka Brent terangkat 33 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 78 dolar AS per barel pada pukul 00.50 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS terkerek 35 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan pada 73,34 dolar AS per barel.

Harga minyak telah turun sekitar satu persen pada Senin (10/7/2023) di tengah ekspektasi yang lebih tinggi bahwa kenaikan suku bunga AS lebih lanjut akan datang dan karena investor mengambil untung setelah kenaikan 4,5 persen minggu lalu.

Sementara pejabat bank sentral mengatakan Federal Reserve AS kemungkinan akan perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menurunkan inflasi, pasar terhibur dari indikasi pejabat juga berpikir siklus pengetatan kebijakan moneter saat ini hampir berakhir.

Pemotongan pasokan oleh eksportir minyak terbesar dunia Arab Saudi dan Rusia ditetapkan untuk Agustus membantu mengangkat harga acuan, yang juga didukung karena dolar AS jatuh ke level terendah dua bulan, dikutip dari Reuters.

Dolar yang lebih lemah membuat minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya dan seringkali meningkatkan permintaan minyak.

Arab Saudi pekan lalu mengatakan akan memperpanjang pemotongan 1 juta barel per hari (bph) setidaknya hingga Agustus, dan Rusia mengatakan akan memangkas ekspor minyaknya bulan depan sebesar 500.000 barel per hari.

Para pedagang juga menantikan data persediaan minyak mentah AS yang akan dirilis Selasa malam dari kelompok industri American Petroleum Institute (API). Para analis memperkirakan kenaikan 200.000 barel.

Selain itu, investor sedang menunggu rilis data Indeks Harga Konsumen AS akhir pekan ini, laporan inflasi utama, dan laporan ekonomi dari China untuk mengukur prospek permintaan.

Baca juga: Minyak turun karena ambil untung di tengah kekhawatiran suku bunga AS
Baca juga: Ladang Minyak Daqing China produksi 15 juta ton minyak mentah pada H1
Baca juga: Minyak turun di Asia sore jelang rilis data ekonomi China dan AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023