Surabaya (ANTARA) - Sebanyak delapan negara dan sembilan daerah di Indonesia mengikuti Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival (SCCIFAF) 2023 yang digelar pada 16-20 Juli 2023.
"Setelah sempat terhenti selama tiga tahun akibat pandemi COVID-19, tahun ini SCCIFAF digelar kembali," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya Wiwiek Widayati dalam keterangannya di Surabaya, Selasa.
Peserta SCCIFAF 2023 dari mancanegara meliputi Yunani, India, Korea Selatan, Meksiko, Filipina, Sri Lanka, Uzbekistan, dan Prancis.
Sementara para peserta dari Indonesia berasal dari Pangkal Pinang (Bangka Belitung), Mengwi (Bali), Kendari (Sulawesi Tenggara), Flores (NTT), DKI Jakarta, Banjarmasin (Kalimantan Barat), Bone (Sulawesi Selatan), Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Kota Surabaya, dan Mojokerto (Jawa Timur).
Baca juga: CIOFF apresiasi Festival Surabaya Cross Culture International 2019
Perhelatan festival seni lintas budaya ke-16 ini akan menampilkan beragam karya penampilan seni, seperti seni tari, musik, dan teater yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, serta tampilan ekspresi seni tari dari mancanegara.
Wiwiek mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangun hubungan diplomasi melalui seni dan budaya.
"Kami ingin memperkenalkan Kota Surabaya dan daerah-daerah di Indonesia kepada dunia internasional lewat pertunjukan seni budaya. Serta melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional Kota Surabaya dan kota lainnya di Indonesia kepada mancanegara," katanya.
Rangkaian kegiatan SCCIFAF tahun 2023, dimulai pada 16 Juli 2023 dengan digelarnya Parade Deville (Culture Parade) di sepanjang Jalan Tunjungan menuju Balai Kota Surabaya, mulai pukul 08.00 WIB-10.00 WIB.
Semua peserta SCCIFAF 2023 akan mengikuti Parade Deville. Di waktu yang sama, warga juga bisa menyaksikan Festival Remo dan Yosakoi pukul 08.00 WIB-12.00 WIB di Taman Surya Balai Kota Surabaya.
Baca juga: Belasan negara siap ramaikan Surabaya Cross Culture 2019
"Pada malam harinya, mulai pukul 18.00 WIB-21.00 WIB, warga bisa menyaksikan tampilan seni di Alun-Alun Surabaya. Kegiatan ini menampilkan seluruh peserta SCCIFAF," ujarnya.
Kemudian, pada 17 Juli 2023, para peserta SCCIFAF 2023 akan mengikuti city tour dengan mengunjungi Monumen Tugu Pahlawan, Museum Sepuluh Nopember, Museum Bank Indonesia, Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria Kepanjen, dan Surabaya Kriya Galeri (SKG).
"Untuk malam harinya, pukul 18.00 WIB, Pemkot Surabaya akan menggelar pembukaan SCCIFAF di Balai Kota Surabaya," ucapnya.
Selanjutnya, pada 18 Juli 2023, Pemkot Surabaya menggelar workshop seni bagi masyarakat. Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB-14.00 WIB di Gedung Barat Balai Budaya dan di Gedung Balai Budaya, Kompleks Alun-Alun Surabaya. Tujuan digelarnya workshop seni untuk memperkenalkan seni dan budaya, yakni memperkenalkan seni tari, alat musik, hingga pakaian daerah kepada masyarakat.
"Pukul 18.30 WIB-22.00 WIB, masyarakat juga bisa menyaksikan tampilan seni dari peserta SCCIFAF yang berlokasi di Sentra Kuliner G-Walk Citra Raya Surabaya," ujarnya.
Jadwal kegiatan pada 19 Juli 2023, seluruh peserta SCCIFAF 2023 akan mengikuti city tour pukul 08.00 WIB-11.00 WIB. Mereka akan diajak berkeliling mengunjungi Mangrove Gunung Anyar dan Taman Suroboyo. Setelah itu, para peserta lintas budaya akan diajak untuk menikmati suasana di Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran Surabaya.
Baca juga: Perwakilan dari 10 negara akan ramaikan Surabaya Cross Culture
Baca juga: 430 penari remo siap meriahkan CCF Suurabaya
"Pukul 19.00 WIB, para peserta SCCIFAF akan dibagi menjadi dua grup untuk menyuguhkan tampilan seni di Ciputra World dan Royal Plaza Surabaya," katanya.
Sedangkan untuk penutupan SCCIFAF 2023 pada 20 Juli 2023, Wiwiek menyampaikan kegiatan akan ditutup dengan culture night di Halaman Balai Kota Surabaya pada pukul 19.00 WIB.
"Seluruh peserta akan menampilkan pertunjukan seni khas daerah masing-masing. Karenanya, kami mengajak masyarakat untuk ikut menyaksikan gelaran SCCIFAF 2023," kata Wiwiek.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023