Bekasi (ANTARA News) - Empat halte angkutan perbatasan terintegrasi busway (APTB) di Kota Bekasi, Jawa Barat, belum dapat difungsikan sejak September 2012 karena belum ada serah terima proyek dari pemerintah pusat.
"Kami sudah sering bertanya jadwal serah terima dari Kementerian Perhubungan, namun jawaban mereka hanya `tunggu saja`," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Supandi Budiman di Bekasi, Selasa.
Menurut dia, molornya jadwal serah terima halte itu karena pihak kontraktor pembangunan fisik belum menyerahkan laporan pekerjaan kepada pemerintah pusat.
Empat halte itu terletak di Terminal Induk Kota Bekasi, satu halte berada di Jalan Ahmad Yani dekat pintu tol Bekasi Barat, serta dua halte di Jalan Joyomartono, Bekasi Timur.
Supandi mengatakan, belum beroperasinya empat halte penunjang untuk menaikturunkan penumpang bus penghubung busway itu pun menjadi salah satu faktor `mati surinya` moda transportasi massal itu.
"Pihak penyelenggara APTB yakni Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) dan Kementerian Perhubungan merugi akibat situasi itu hingga memutuskan untuk menurunkan tarif dari Rp9.500 menjadi Rp6.000 pada kahir 2012 lalu," katanya.
Kebijakan itu, kata dia, gagal mendongkrak jumlah penumpang yang beralih dari kendaraan pribadi menggunakan APTB.
Penyelenggara pun mulai membangun halte guna menunjang penurunan tarif dan meningkatkan jumlah pengguna APTB.
Berdasarkan pantauan ANTARA, salah satu halte APTB di Jalan Ahmad Yani, Bekasi, dimanfaatkan sejumlah gelandangan dan pengemis untuk beristirahat pada malam hari.
Sedangkan pada siang hari, halte berukuran 4x2 meter persegi itu dimanfaatkan sejumlah calon penumpang yang tengah menunggu angkutan umum.
Pada halte-halte itu tidak terpampang papan petunjuk seperti "Halte APTB", kondisinya sudah kusam karena minimnya perawatan.
(*)
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013