Makassar (ANTARA) - Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VI Makassar siap berkolaborasi dengan Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan dalam upaya menurunkan angka stunting.
"Kami siap berkolaborasi dengan BKKBN Sulsel turunkan angka stunting," kata Asisten Potensi Maritim (Aspotmar) Danlantamal VI Makassar, Kolonel Laut (KH) Dr Bahtiar di Makassar, Senin.
Bahtiar mengatakan, kunjungan Tim Lantamal VI Makassar ini ke kantor BKKBN dalam rangka membahas dukungan TNI AL dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Pada 18 Juli akan dilaksanakan "Program Keluarga Keren Bebas Stunting" kolaborasi BKKBN dan TNI Angkatan Laut dengan melibatkan seluruh pangkalan Angkatan Laut yang ada di seluruh Indonesia.
Baca juga: Fakultas Keperawatan Unhas sosialisasi Inspiratif cegah stunting
Baca juga: Tersisa 13 kecamatan di Maros perlu intervensi penanganan stunting
"TNI Angkatan Laut akan melaksanakan Program Keluarga Keren Cegah Stunting yang dipusatkan di perairan Sumenep dan Masalembo dengan menggunakan KRI Bantu Rumah Sakit berkolaborasi dengan BKKBN.
"Melalui kunjungan ini akan membangun sinergi dan kerjasama sekaligus memperoleh petunjuk terkait kegiatan apa yang dapat disinergikan dati program ini," ujarnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin, menyambut baik rencana keterlibatan TNI AL dalam upaya penanganan stunting.
Menurut dia, untuk menurunkan angka prevalensi stunting, dibutuhkan kerjasama dan sinergi lintas sektor termasuk TNI.
Angka stunting di Sulawesi Selatan masih cukup tinggi di atas angka Nasional, dimana data SSGI tahun 2022 angka stunting Sulsel sebesar 27,2 persen turun hanya 0,2 persen dari tahun 2021 yaitu 27,4 persen.
Kondisi ini menggambarkan butuh dukungan dari seluruh pihak dalam mempercepat penurunan stunting" ujar Shodiqin.
Upaya pencegahan stunting dilakukan melalui pendekatan keluarga dengan pencegahan stunting baru dengan fokus pada keluarga berisiko stunting.
"Kita memiliki program BAAS atau Bapak Bunda Asuh Anak Stunting, lewat program ini kita memberikan bantuan kepada keluarga berisiko stunting dengan makanan protein hewani seperti telur sebanyak satu butir setiap hari selama enam bulan.
Selain itu, juga mendorong pemanfaatan pangan lokal untuk pemenuhan gizi keluarga lewat Program DASHAT atau Dapur Sehat Atasi Stunting" ungkapnya.*
Baca juga: BKKBN imbau tingkatkan konsumsi pangan lokal cegah stunting
Baca juga: Pemprov Sulsel perkuat sinergi turunkan angka stunting jadi 14 persen
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023