Yogyakarta (ANTARA News) - Aktivitas Gunung Merapi berdasarkan data kegempaan dan pengamatan visual masih tinggi, karena hingga saat ini masih terus mengeluarkan guguran lava pijar dan awan panas, kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknollogi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo, Selasa. Ia menjelaskan pada Selasa pagi pukul 00.00-06.00 WIB hasil rekaman seismograf menunjukkan terjadi gempa multifase (MP) 27 kali, gempa gufuran 93 kali, awan panas empat kali, sedangkan gempa vulkanik dangkal (VTB) dan gempa tektonik tidak terjadi. Dari Pos Deles, kata dia, teramati guguran lava pijar sebanyak empat kali dengan jarak luncur maksimum satu kilometer, sedangkan awan panas terlihat empat kali dengan jarak luncur maksimum 3,5 kilometer yang mengarah ke hulu Kali Gendol. "Asap solfatara berwarna putih tebal dengan tekanan lemah juga teramati secara visual dari Pos Ngepos yang ketinggiannya maksimum 350 meter dari puncak," katanya. Sementara sepanjang Senin (19/6) asap solfatara berwarna putih tebal, tekanan lemah dengan ketinggian asap maksimum 550 meter. Awan panas terjadi dua kali, tetapi tidak terlihat secara visual. Hasil rekaman seismograf kemarin tercatat 65 kali gempa MP, gempa guguran 204 kali, awan panas sembilan kali, gempa tektonik tujuh kali dan gempa VTB tidak teramati. "Arah guguran lava dan awan panas masih dominan ke Kali Gendol dengan jarak luncur maksimum tiga kilometer serta sebagian ke Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 2,5 km," tambahnya. Berkaitan dengan masih tingginya aktivitas Merapi, maka status gunung berapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) ini masih dinyatakan `awas` khusus untuk sektor Gendol sampai dengan delapan km dari puncak. (*)

Copyright © ANTARA 2006