Medan (ANTARA News) - Cuaca panas di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan dalam beberapa hari terakhir dapat menimbulkan polusi udara dan meningkatnya intensitas debu di jalanan sehingga warga rentan terkena radang tenggorokan.

"Jika debu-debu yang mengandung bakteri atau virus masuk ke dalam tenggorokan dapat menyebabkan radang tenggorokan," kata Dokter Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan Prof Delfitri Munir di Medan Selasa.

Radang tenggorokan ini penyakit yang paling sering dialami manusia, bahkan semua orang pernah menderita penyakit jenis ini. Radang tenggorokan merupakan pembengkakan pada dinding tenggorokan yang terasa sakit saat untuk menelan makanan.

"Karena tenggorokan itu sering terpapar udara yang masuk dari mulut maupun hidung. Tiap hari ada orang yang datang ke rumah sakit ataupun puskesmas dengan keluhan ini, karena kalau udara panas dan kering salah satu pemicunya," katanya.

Menurut dia ciri-ciri radang tenggorokan ini antara lain ada perasaan tidak enak di mulut, sakit saat menelan, suara terkadang menjadi serak, dan untuk beberapa kasus mengalami demam.

Saat cuaca panas, lanjutnya, makanan berminyak seperti gorengan dan minuman es sebaiknya dihindari, karena keduanya dapat menyebabkan iritasi dan infeksi pada tenggorokan.

Ia menyarankan sebaiknya masyarakat pada cuaca panas harus memperbanyak minum air putih dan konsumsi buah dan sayur, terutama buah dan sayur yang mengandung vitamin C.

Selain untuk mengobati sakit tenggorokan, vitamin C juga berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit flu dan batuk.

"Perbanyak minum air putih dan konsumsi buah-buahan. Kalau cuaca panas sebaiknya memakai penutup atau masker kalau mau keluar rumah. Tapi sebaiknya, kalau cuaca panas jangan keluar dari rumah," katanya.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013