Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan realisasi pembiayaan utang pada semester I-2023 turun sebesar 15,4 persen (year-on-year/yoy) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Semester I pembiayaan utang mengalami penurunan 15,4 persen, atau dalam hal ini kita melakukan penerbitan hanya Rp157,9 triliun untuk SBN (Surat Berharga Negara) neto,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Jakarta, Senin.
Realisasi penerbitan SBN turun sebesar 13,6 persen yoy dari catatan semester I tahun lalu sebesar Rp182,6 triliun.
Menurut Menkeu, menurunnya penerbitan SBN ditopang oleh defisit dan keseimbangan primer. Realisasi defisit pada semester I-2023 tercatat sebesar Rp152,3 triliun, lebih tinggi dari capaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp91,2 triliun. Sementara keseimbangan primer terdata sebesar Rp368,2 triliun, naik dari realisasi semester I tahun lalu sebesar Rp279,0 triliun.
“Jadi, ini menggambarkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) konsolidasi dan kesehatannya mengalami tren yang sangat baik,” ujar Menkeu.
Dengan mempertimbangkan kondisi kas dan volatilitas pasar keuangan, Kementerian Keuangan menyusun strategi terkait penerbitan SBN. Strategi tersebut mencakup empat poin utama, yakni penyesuaian target lelang SBN, pergeseran penerbitan global bonds, pengoptimalan penerbitan SBN ritel, dan fleksibilitas pinjaman program.
Pemerintah juga senantiasa mengupayakan kombinasi sumber pembiayaan. Hal itu bertujuan untuk memenuhi target pembiayaan anggaran yang efisien dengan tetap mempertimbangkan risiko.
Lebih lanjut, Menkeu optimistis pembiayaan utang pada 2023 bisa lebih rendah Rp289,9 triliun dari target APBN yang sebesar Rp696,3 triliun.
Dengan demikian, pembiayaan utang diproyeksi berada di kisaran Rp406,4 triliun atau 23,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai tersebut turun 41,61 persen dari realisasi tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp696,0 triliun.
Baca juga: Kemenkeu: Pembiayaan infrastruktur 2024 akan gunakan strategi kreatif
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani berencana kurangi penerbitan SBN tahun ini
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023