Bogota (ANTARA News) - Dua prajurit tewas dan dua anak cedera dalam ledakan di Kolombia baratlaut, kata pihak berwenang, Senin, dan mereka menuduh gerilyawan kiri FARC bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Ledakan itu terjadi Minggu di daerah pedesaan wilayah perkotaan San Andres de Cuerquia, dan bom tersebut diledakkan dari jarak jauh dengan telefon seluler, kata Wali Kota Oscar Sepulveda dikutip AFP.
Dua anak yang "berusia empat dan sebelas tahun berada dalam kondisi buruk," katanya, dengan menambahkan bahwa aparat masih memburu gerilyawan Front 36 FARC yang diyakini mendalangi serangan tersebut.
Petugas medis Angkatan Udara Kolombia Lorena Lopez mengatakan kepada wartawan, anak berusia empat tahun itu dalam keadaan parah dengan luka-luka di kepala dan dada akibat serpihan bom.
Kedua anak yang merupakan sepupu itu dibawa dengan helikopter AU ke sebuah pusat medis di Medellin.
Peristiwa itu terjadi ketika perundingan perdamaian antara Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) dan pemerintah dibuka lagi Senin di Kuba, setelah reses selama satu pekan.
Pemerintah Kolombia dan FARC memulai dialog di Oslo, ibu kota Norwegia, pada 18 Oktober yang bertujuan mengakhiri konflik setengah abad yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Perundingan itu dilanjutkan sebulan kemudian di Havana, Kuba.
Tiga upaya sebelumnya untuk mengakhiri konflik itu telah gagal.
Babak perundingan terakhir yang diadakan pada 2002 gagal ketika pemerintah Kolombia menyimpulkan bahwa kelompok itu menyatukan diri lagi di sebuah zona demiliterisasi seluas Swiss yang mereka bentuk untuk membantu mencapai perjanjian perdamaian.
Kekerasan masih terus berlangsung meski upaya-upaya perdamaian dilakukan oleh kedua pihak.
FARC, kelompok gerilya kiri terbesar yang masih tersisa di Amerika Latin, diyakini memiliki sekitar 9.200 anggota di kawasan hutan dan pegunungan di Kolombia, menurut perkiraan pemerintah. kelompok itu memerangi pemerintah Kolombia sejak 1964.
Pemimpin FARC Timoleon Jimenez membantah bahwa negosiasi dengan pemerintah mengisyaratkan gerilyawan berniat segera menyerahkan diri.
Pemimpin FARC itu mengatakan, kesenjangan kaya-miskin di Kolombia harus menjadi salah satu masalah yang dibahas dalam perundingan.
(M014)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013