Wellington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta mengatakan pemerintahnya percaya pada keputusan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tentang rencana Jepang untuk membuang air radioaktif yang diolah di PLTN Fukushima.
“Saya juga merasa penting untuk menarik perhatian pada pengalaman traumatis Pasifik dengan uji coba nuklir dan meminta secara langsung agar keterlibatan yang berarti berlanjut dengan wilayah Pasifik pada usulan pelepasan (air) tersebut,” kata dia dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan dengan Direktur IAEA Rafael Grossi pada Senin.
Baca juga: Jepang tetap lanjutkan rencana buang limbah PLTN Fukushima ke laut
Setelah tinjauan dua tahun, IAEA mengatakan rencana Jepang untuk melepaskan air bervolume sekitar 500 kali ukuran kolam renang Olimpiade dari PLTN Fukushima yang rusak akibat tsunami lebih dari satu dekade lalu, telah sesuai dengan standar keamanan global.
IAEA juga menilai dampak radiologis pelepasan limbah tersebut terhadap manusia dan lingkungan, bisa diabaikan.
Menyusul dirilisnya laporan tersebut, Grossi mengunjungi Korea Selatan.
Dia saat ini berada di Selandia Baru sebelum melakukan perjalanan ke Kepulauan Cook, di mana dia akan bertemu dengan ketua Forum Kepulauan Pasifik dan Perdana Menteri Kepulauan Cook Mark Brown.
Forum Kepulauan Pasifik, sebuah blok regional yang terdiri dari 17 negara kepulauan, telah menyampaikan keprihatinan besar tentang pelepasan air radioaktif yang dikhawatirkan akan berdampak pada perikanan.
Mahuta mengatakan Selandia Baru sangat memahami dampak uji coba nuklir terhadap tetangganya di Pasifik di masa lalu, dan pemerintah akan terus menyerukan agar pelepasan air radioaktif ditangani melalui transparansi dan dialog yang bermakna.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Jepang akan terima hasil tinjauan PBB soal pembuangan air Fukushima
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023